Puan,,
Masih seumur jagung aku belajar mengagumi sosokmu
Masih terlalu dini aku belajar menerimamu dalam bungkusan tulus yang ngeri
Masih belia aku rajut cinta dalam debar yang menggebu
Namun kau memilih bergegas pulang
Saat rindu mulai ku kemas
Puan yang berpulang,,
Kujahit luka dengan benang-benang doa
Biar asa mekar pada pucuk rela saat sapamu pulang pada tuannya
Meski perih bertunas pada tubuh rapuh
Tapi raut tetap tabah merawat senyum pada sudut-sudut bibir
Puan yang berpulang,,
Cinta itu layaknya tungku api
Meski nyalanya telah padam bersama kepulangan senja
Namun hangatnya masih menjalar pada raga yang tak pernah belajar untuk letih merasa
Meski pulangmu begitu lekas, namun titik-titik senyum masih hangat di sini
Puan yang berpulang,,
Kini segala debar rindu runtuh di pelupuk mata
Ketika pisah beranjak menjelma jarak
Namun jejak-jejak kecup yang pernah melekat
Masih akan terus hangat dipeluk ingat