Lihat ke Halaman Asli

Suara Sangihe

Lintasutara.com

Suara Sangihe | Marore Perbatasan Terabaikan

Diperbarui: 1 November 2024   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pada 79 tahun kemerdekaan Indonesia, Kabupaten Kepulauan Sangihe di Provinsi Sulawesi Utara, khususnya Pulau Marore sebagai wilayah perbatasan paling utara, masih menghadapi banyak tantangan dalam mengisi kemerdekaan. 

Meski pemerataan pembangunan dan program Nawacita yang bertujuan membangun dari pinggiran telah dicanangkan, kondisi Marore masih memprihatinkan dibandingkan wilayah perbatasan lain seperti Papua dan Kalimantan.

 Infrastruktur dasar, terutama pelabuhan yang penting untuk pasokan kebutuhan masyarakat, rusak parah, dan jaringan komunikasi sangat terbatas.

Selain infrastruktur, Marore juga menghadapi ancaman keamanan yang tinggi akibat letaknya yang strategis, rentan terhadap kejahatan lintas batas seperti perdagangan gelap dan perikanan ilegal. Namun, fasilitas dan personel keamanan di sana masih minim. 

Penjabat Bupati Sangihe, Albert Huppy Wounde, mengungkapkan bahwa Marore seperti "dianaktirikan" meskipun posisinya strategis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline