Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Ahok, Anakku Sering Ngomong “Anj*ng” ke Suamiku

Diperbarui: 2 Maret 2016   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber Gambar: (gofreedownload.net)"][/caption]Pagi tadi, di sejumlah TV ramai menayangkan pemimpin Ahok yang dianggapnya “pendekar” karena berani teriak-teriak “anj*ng” dan “t*ek” saat disorot banyak  media. Tayangan pemberitaan Ahok itu pun diulang-ulang terus-menerus. Seakan kata itu, yang menurut warga kecil seperti saya adalah kata-kata kotor, namun sebaliknya bagi Ahok.

Pasca tayangan itu, aku membuka media-sosialku, menilik barangkali ada update (informasi) terbaru dari sahabat-sahabatku yang lokasinya di luar daerahku. Namun aku justru dikejutkan akan ramainya perbincangan tentang fenomena si pemimpin Ahok tadi pagi dengan kata-katanya yang “kotor”.

Kata-kata kotor Ahok justru mendapat pujian luas dari banyak pengguna media sosial, meskipun akun-akun di media sosial itu sendiri aneh-aneh. Mungkin mereka yang sering disebut buzzer, barangkali.

Saat bersamaan, pengguna media sosial yang mengklaim sebagai relawan Ahok itu juga membully kalangan yang meminta Ahok agar tidak bicara kotor. Relawan Ahok mengata-ngatai sejumlah kalangan itu dengan ungkapan “dasar sok suci”.

Menurut para relawan Ahok, kata-kata Ahok dinilai sebagai ungkapan yang keren karena tidak ada dalam sejarah seorang pemimpin yang berani bicara kotor kecuali Ahok. Kata-kata Ahok pun menjadi catatan para relawan Ahok, sebagai bukti Ahok pemberani.

Aku sebagai ibu pun merasa miris, karena aku memiliki anak-anak yang masih kecil-kecil. Pasca melihat ramainya pengguna sosial membicarakan tentang Ahok yang bicara kotor, aku tak henti-hentinya berdoa agar anakku kelak menjadi anak yang memiliki moral yang baik. Mendoakan agar anakku kelak menjadi anak yang kreatif tapi tak durhaka padaku dan suamiku.

Aku pun lekas menutup media sosialku. Lalu aku melanjutkan aktivitas sebagaimana biasanya. Menyiapkan hidangan untuk suamiku dan anak-anakku. Lalu aku memakaikan pakaian seragam sekolah untuk anakku. Namun, aku sungguh terkejut dengan kata-kata yang keluar dari mulut anakku, saat anakku kukenakan pakaian.

“Anj*ng kamu, Bu!” teriak anaku padaku.

“Ada apa, Nak? Kenapa bicara begitu…,” tanyaku yang terhenti saat akan melanjutkan pertanyaanku yang belum kuselesaikan.

“Ibu harus disiplin! Kenapa bajuku belum kamu setrika, Bu! Lihat, bajuku kumal, anj*ng!?” balas anakku.

“Nak, maaf sekali, ibu benar-benar kelupaan. Lain kali ibu janji gak lupa untuk menyeterika. Sekali lagi, ibu minta maaf ya, Nak?” jawabku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline