Lihat ke Halaman Asli

Suaib

Kepala sekolah

Berlayar Tidak Harus Meriakkan Ombak

Diperbarui: 3 September 2024   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hidup adalah sebuah proses perjalanan panjang menuju ke satu titik. Titik akhir dari perjalanan itu adalah kebahagiaan. Kebahagian yang selalu menjadi dambaan setiap manusia. Dengan gapaian kebahagiaan itu, setiap manusia berharap akan menemukan jati diri, memperkuat tujuan, serta memperkokoh langkah untuk meraih yang diharapkan. 

Namun dalam perjalanan seringkali kita mendapatkan rintangan yang kadang membuat kita terbuai. Terbuai dalam harapan yang menjauh dan terhempas dalam kerasnya ombak yang menghantam kekuatan diri. Hal ini menjadikan setiap diri harus waspada menghadapi segala rintangan yang pasti menghalangi.

Untuk menuju jalan yang lurus tidak selamanya mulus. Perlu perjuangan untuk bertahan dalam melewati yang terjal. Begitu juga dalam pemikiran. Segala sesuatu yang kita pikirkan adalah bentuk kolaborasi antara pikiran dan perbuatan. Namun terkadang tidak sejalan dengan pandangan orang yang ada di hadapan. Kenyataan yang kita hadapi adalah bahwa tidak semua yang kita kerjakan sesuai dengan ekspektasi orang lain. 

Orang lain kadang menilai diri kita terlalu tinggi dalam mengapai harapan. Padahal yang kita lakukan adalah bagian ikhtiar untuk mendapatkan kepuasan dalam menjalankan segala tugas yang kita emban. Entahlah, apakah kita harus menyerah dengan keadaan. Menyerah untuk selanjutnya memperlambat langkah yang pada akhirnya menjebak kita untuk mundur dipersimpangan. Atau kita kuatkan hati dan pikiran untuk fokus kepada tujuan.

Berjalanlan lurus sesuai dengan rancangan situasi dan keadaan yang sudah kita perkirakan. Harapan di depan sana terus menanti uluran tangan orang-orang yang ingin mengabdikan diri dalam setiap perjuangan. Namun Jika ada kendala yang menghadang, tetaplah istiqomah menjaga amanah. 

Berlayarlah terus menuju ke tepian. Ombak di depan menghadang, hadapilah dengan terus berjalan lurus tanpa harus menghunus. Berlayarlah terus menuju ke tepian tapi tetap menjaga keseimbangan dengan berupaya tidak meriakkan ombak yang kian menerjang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline