Lihat ke Halaman Asli

-Demi Untukmu Wahai Kalbu Cemburu-

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tak ingin ku kehilangan mu wahai 'Wanita berwajah langit'.
Lelaki itu, ya lelaki itu aku yakin yang telah membuatmu gontai dalam arah menuju pelukanku.
*
Tak ada langkah lain yang lebih berpura-pura untuk menandaskan luka perih tak berujung. Tak ada kata lain yang bisa ku pikir untuk lebih memilih murka. Detak rentan jantungku adalah amril yang tak pernah menengok lelah menghujani ke-dua belah mata belati yang siap bertandang tanpa pamit masuk kedalam pertarungan singkat dengam mu. Dengan mu lelaki perebut sangkar maduku!
*
Sabarku telah pergi menghilang diinjak digerogoti, masih tersisa sebagian dan ku buang jauh dan tak ku tengok kembali untuk ku jadikan tapal kuda. Hanya satu tujuanku! haus ini berkepanjangan tak henti sebelum ke-dua belati ini bersimbah habis darahmu!.
*
Aku hanya lelaki yang ingin menuai tuntas tak tersisa rasa yang terus menggerogoti pikiran dan telah menjadikan tumor DENDAM !!!.
*
Di awali tanpa sesal menyesak, dan telah kusiapkan kubabangan untuk jantungmu! wahai lelaki perebut!.
**
- Karawang, 27 - April- 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline