Suatu Pagi di Warkop Mak Ijah
***
Pukul 5 pagi dengan cuaca yang tampak akan mendung, Mak Ijah tetap membuka warkop miliknya. Sambil menunggu para pelanggannya datang, ia menyetel kumpulan siniar yang disambungkan dengan bluetooth speaker tuanya.
Rencengan teh dan kopi saset serta berbagai macam penganan pun segera ia siapkan untuk disajikan kepada para pelanggan nantinya.
"Mak, teh tawar panas satu, ya!", kata Anto yang baru datang sambil bersiap-siap duduk.
"Buset, ngeteh mulu, ngopi lah sesekali, To!", sambar Gilang yang sudah sampai beberapa menit lebih dulu bersama Parjo.
"Yeh, hak gue mau minum apa mau makan apa, bebas dong. Lah kok ngatur..", sahut Anto.
"Hahaha, iya deh iya. Bercanda, berrcyandyaa..", ujar Gilang meniru gaya bicara seorang mahasiswi yang sedang viral.
Anto, Gilang dan Parjo merupakan tiga laki-laki yang hampir setiap paginya menongkrong di warkop Mak Ijah seusai salat subuh. Anto dikenal sebagai pribadi yang ramah, Gilang dikenal dengan sifat humorisnya, dan Parjo dengan sikap dinginnya.
Ketiganya sempat bekerja bersama di suatu pabrik, sebelum akhirnya terkena PHK akibat pandemi. Kini, mereka bekerja bersama kembali sebagai kuli bangunan di sekitar kampung, yang pada hari itu mereka akan memulai pekerjaannya pada pukul 6 pagi.