"Lo cantik atau ganteng, lo aman."
"Wajar mereka sukses, wong dari lahir udah tajir!"
Ujar para netizen.
Akhir-akhir ini, mungkin kata privilese/privilege sesekali kita jumpai, khususnya pada konten-konten maupun komentar di media sosial. Begitu banyak contoh aktual (baik yang tersiar di internet maupun sekitar kita) dari apa yang disebut sebagai privilese dan hal yang dipengaruhinya.
Dari mulai para jomlo yang dianggap mudah mendapat jodoh lantaran good-looking, hingga pemuda yang cerdas, sukses dan ternama karena dikatakan kedua orang tuanya memang mumpuni dan kaya.
Apa itu Privilese?
Privilese (diserap dari bahasa Inggris "privilege") dalam KBBI diartikan secara singkat sebagai hak istimewa. Sementara itu, dari beberapa penjelasan para ahli mengenai definisi privilese yang penulis temukan dalam berbagai literatur, penulis pribadi menyimpulkan bahwa secara sederhana, privilese merupakan hak istimewa atau keuntungan yang dimiliki seseorang, terkait kelas, status, lingkungan, fisik, keturunan dan sebagainya.
Privilese Memperbesar Peluang Kesuksesan Kisah Asmara dan Karier
Asmara dan karier tentunya hanyalah dua dari banyak macam hal yang dapat dipengaruhi oleh privilese. Tak dapat dimungkiri, orang dengan privilese tentu mempunyai peluang meraih kesuksesan yang lebih besar dibandingkan dengan yang tampak "biasa saja", termasuk kesuksesan dalam kedua hal ini.
Soal asmara, tidak bisa dinafikan, lelaki maupun perempuan di sekitar kita yang dalam mencari calon pasangan hidup, sebagian besar barangkali akan mempertimbangkan banyak hal (sebagai preferensi), seperti karakter, pekerjaan, latar belakang keluarga, agama, dan juga termasuk penampilan fisik.
Fisik, tentunya merupakan bawaan sejak seseorang lahir yang diturunkan dari gen kedua orang tuanya. Sehingga dapat penulis katakan, bahwa cantik, tampan, manis, imut, mulus, atau apa pun istilahnya itu, adalah salah satu privilese yang cukup besar dalam pengaruhnya terhadap kisah percintaan sebagian insan.
Begitu pun terkait kesuksesan karier atau pekerjaan. Kita pasti tahu, begitu banyak lowongan pekerjaan yang salah satu kualifikasinya adalah good-looking. Mulai dari sektor industri hingga dunia perkantoran.
Bahkan, tidak hanya secara penampilan fisik, privilese terkait kemampuan ekonomi pun memiliki andil. Sebagai contoh, ada seorang anak 'sultan' yang membuka suatu usaha namun usahanya gagal.
Meski gagal, tentunya ia bisa dengan mudah mencoba kembali untuk berusaha dengan memanfaatkan privilesenya sebagai anak dari keluarga yang berada. Ia tak terlalu khawatir soal itu.