Lihat ke Halaman Asli

Fajar Setiawan

UIN Syahid

Menyikapi Perbedaan Pendapat (Khilafiah) dalam Islam

Diperbarui: 16 Desember 2022   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Di suatu kolom komentar instagram

Abu: "Ngawur! Agama Islam dah sempurna. Gak perlu ditambah-tambah, bid'ah namanya itu."

Abe: "Kami ngerayain maulid atas dasar cinta sama Nabi. Lagipun di dalam perayaan maulid enggak ada tuh kegiatan yang melanggar syariat. Maulid itu isinya sholawat, zikir, dengerin ceramah agama. Kan itu semua ibadah."

Abu: "Mana dalilnya? Ibadah tuh harus ada dalil perintahnya lah."

*Mereka pun terus berdebat tanpa henti sampai tulisan ini dibuat. Chuaks.

Selamat datang para pembaca muslim yang bijak.

Saya tertarik membahas sedikit mengenai masalah khilafiah.

Bukan ustadz, sih. Cuma seorang bocah kencur yang sedikit peduli sama  adanya "jarak" di antara umat Islam belakangan ini.

Gimana enggak, di hampir setiap harinya masih ada aja oknum pembelajar yang saling debat persoalan kaya gini.

Sikap Para Ulama Menyikapi Perbedaan Pendapat

Kalian tau? Para ulama kita -ulama yang betulan ulama- mereka saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat yang ada lho. Kenapa sering kali beberapa dari kita yang cuma seorang murid -apalagi murid online, ngaji di media sosial-, justru seneng bener debat? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline