Lihat ke Halaman Asli

The Ugly Truth

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah membaca tulisan ini, kemungkinan besar akan banyak pembaca kompasiana yg tidak suka dengan apa yang saya sampaikan disini, dan ujung-ujungnya jadi gak suka sama saya. Tapi, itulah salah satu keunggulan dunia maya. Anonimity. Jadi, ya gak pa-pa juga gak disukai… Hehehehe.

Oke, kita mulai. Pertama-tama, introduksi dulu…

Inspirasi untuk membuat tulisan ini didapat daalam rentang waktu yang cukup lama, dari perkataan-perkataan berbagai sumber yang sangat bervariasi, yang dilontarkan dalam berbagai macam situasi. Ada yang sambil marah, sedih, senang, mabok, bengong, kaget dan lain-lain. Ada yang didapat dari film, majalah, buku, contekan, graffiti, dan banyak lagi.

Tujuan pembuatan tulisan ini bukan untuk mendiskreditkan pihak manapun, namun hanya ingin menunjukkan kenyataan-kenyataan yang kontradiktif atau paradoksial dengan slogan yang didengungkan… ribet banget yah? Yaaa baca sajalah…

#1: About beauty

Banyak yg bilang sekarang bahwa “inner beauty” itu lebih penting dari “outer(??) beauty”… bahkan beberapa tahun terakhir ini masalah inner beauty sempat ngetrend di majalah-majalah wanita.

Tapi…

“I’ve had it with people saying that beauty is not only skin deep. Beauty IS only skin deep. That’s as deep as it gets. What more could you want? A beautiful pancreas? An adorable colon?”

“Inner beauty? That’s just something ugly people made up.”

Dan satu lagi favorit ku:

“Cantik itu relative, jelek itu absolute!”

#2: About jealousy

“Gue jealous? Sori ya, jealous itu Cuma buat yang gak pede.”

Kenapa orang jealous? Bukan karena saying, bukan karena cinta, bukan karena over-protective, tapi karena tidak punya cukup self-esteem, sehingga selalu merasa bahwa pasangan kita bisa saja meninggalkan kita untuk sesuatu yg lebih baik.

#3: About marriage

Apa aspek paling penting dalam sebuah pernikahan? Cinta? Kecocokan? Bukan… Yang paling penting adalah aspek… legal!

That’s why, waktu kita menikah, diharuskan untuk menandatangani surat nikah. Karena seperti semua perjanjian antara dua pihak, pernikahan adalah suatu bentuk agreement, makanya butuh kontrak. Kalo cinta aja cukup, ngapain juga pake tanda-tangan segala?

#4: About family

“Blood is thicker than water”. Jadi mestinya saudara adalah relasi kita yang paling penting. Namun, pernahkah berpikir seperti ini: Sahabat sejati adalah seseorang yang dekat dengan kita karena pilihan. Kita memilih dia dan sebaliknya. Namun kita menjadi saudara kandung dengan seseorang karena “given”. Kita gak bisa milih saudara kandung kita. Jadi sometimes, even though blood is thicker than water, it is water that we use the most.

Kayanya 4 saja cukup deh… Kalo kebanyakan nanti yang gak suka sama saya jadi makin banyak.

Semua ini hanyalah pandangan personal dari penulis, tidak mewakili pihak/institusi manapun. Penulis sama sekali tidak menentang semua point diatas. Saya menikah, sayang sama saudara kandung, kadang-kadang jealous, dan lebih suka brains over blonds.

Cheriooo…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline