Lihat ke Halaman Asli

Bedah Buku Novel Candi Brahu

Diperbarui: 15 November 2018   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Beijing (9/11/18)- Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok kembali mengadakan webinar bertema "Bedah Buku Novel Candi Brahu". Bapak Yose S. Beal, penulis novel Candi Brahu ini hadir sebagai pembicara. Pada awal sesi, Beliau menyampaikan bahwa pembuatan novel ini membutuhkan waktu 7 tahun, karya yang menceritakan kisah nyata perjalanan seorang pemuda. 

Kisah novel terbitan 2017 ini bermula sejak periode 1960 dimana menceritakan seorang bangsawan yang juga merupakan seorang pendidik. Seorang Kepala Sekolah yang bercorak Tionghoa di Pare, Kediri. Mengejutkannya, sekolah itu menjadi saksi bisu akan sebuah kejadian buruk masa lalu, inilah yang kemudian diceritakan kembali dalam pembukaan Novel yang cukup popular ini,

Penulis yang juga berkarir sebagai pengajar ini menceritakan, akibat kejadian suram GESTAPU, beberapa anggota keluarga menjadi korban. Salah satunya merupakan keturunan mataram dengan peninggalan harta melimpah. Namun untuk mendapatkannya, mereka harus berjuang dan mengalami kejadian-kejadian buruk, seperti keluarga yang tercerai berai.

Setelah kejadian 'itu', mereka memulai jalan hidup baru. Pak Az, sosok Ayah dalam cerita Novel, membangun kembali puing reruntuhan keluarga melalui usaha kecil-kecilan. Dengan kegigihannya mereka akhirnya menjadi orang yang kaya raya. Pak Az dianggap sebagai satu-satunya harapan mereka untuk mendapatkan harta mereka yang 'hilang'.

Novel itu menceritakan kisah HH, nama seorang anak Pak Az, yang melanjutkan pendidikan di Columbia University dengan jurusan hukum. Hal ini dilakukannya juga dalam upaya menemukan kembali harta yang hilang. Selama menempuh pendidikan, HH berkeinginan bertemu Prof Esa Syukron, seorang guru yang dapat membantunya membaca buku kuno cara mendapatkan harta tersebut. 

Di New York, HH juga belajar banyak mengenai cara berdagang orang barat. Selepas kembali ke Nusantara, cara ini yang pada akhirnya diterapkan HH untuk membantu ayahnya berjualan beras di Indonesia dan berkembang dengan sangat pesat. Namun semangatnya dalam mendapatkan kembali harta milik keluarganya tidak pernah hilang. 

Novel yang diangkat dari kisah nyata ini menceritakan perjuangan HH dalam mendapatkan kembali harta yang hilang. Novel ini juga menggambarkan kisah percintaan HH dengan wanita keturunan Tionghoa asal Kalimantan yang ditemuinya. Menarik Bukan ?. Novel ini sejatinya sudah bisa diperoleh di Toko Buku dalam negeri.

Selain membahas tentang novel Candi Brahu tersebut, Bapak Yose S. Beal juga berbagi tips kepada para peserta webinar mengenai kepenulisan. Menurut beliau, menulis bisa dimulai dari hal-hal kecil yang terlintas di benak kita. "Tulisan harus dilakukan setiap hari" Ujarnya . Beliau juga mengatakan bahwa untuk menulis itu butuh ketekunan karena semua ide kita itu menarik. "Harimau mati meninggalkan belangnya, tetapi manusia mati meninggalkan karyanya" tutup beliau.

Webinar ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan pemahaman lebih kepada para peserta tentang novel Candi Brahu ini. Webinar ini dilaksanakan selama satu setengah jam. Kegiatan webinar merupakan salah satu kegiatan rutin PPI Tiongkok yang diselenggarakan sebagai media untuk berbagi pengetahuan dan wawasan, serta memberikan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan dan study di Luar Negeri.

Salam Perhimpunan. 

Nadya Mara Adelina Pengurus PPI Tiongkok (Dept. Pendidikan)   

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline