Lihat ke Halaman Asli

Najiyah

Mahasiswi

Menyusun dan Mengukur Program Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

Diperbarui: 14 Desember 2022   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak usia dini merupakan masa periode awal anak dengan rentang usianya 0-6 tahun yang disebut juga masa keemasan atau golden age. Masa periode awal merupakan masa yang kritis bagi anak, karena mereka mengalami pertumbuhan dan perkembang yang pesat, serta daya serap anak yang sangat tinggi, yang akan mempengaruhi pada kehidupan anak di kemudian hari. Anak yang sedang mengalami tumbuh kembang harus diaktivasi dengan cara memberikan berbagai rangsangan dan kegiatan yang sesuai, maka peranan pendidikan anak usia dini (PAUD) menjadi hal penting sebagai bentuk stimulasi fisik maupun psikososial yang tepat baik di rumah maupun di lembaga pendidikan, selain layanan lainnya (Gunartha et al., 2019).

Perkembangan sosial emosional anak merupakan interaksi, kemampuan merespon dan berperilaku sesuai norma. Perubahan yang dialami pada perkembangan sosial emosional anak usia dini terlihat pada perkembangan pemikiran dan pengalaman emosional yang mengakibatkan perkembangan diri, kematangan emosi, pemahaman moral, dan kesetaraan gender. Asesmen pendidikan anak usia dini adalah proses melakukan kegiatan untuk mengumpulkan data atau bukti yang relevan tentang perkembangan anak usia dini dalam kaitannya dengan perkembangan dan hasil belajar anak. Asesmen yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan sosial emosional anak dapat salah satunya dengan asesmen menggunakan teknik checklist. Asesmen ini juga dapat dilakukan untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional anak dengan memberikannya kepada orang tua, guru, dan terapi pembelajaran.

Perkembangan sosial-emosional pada anak mengacu pada kepekaan anak untuk memahami perasaan orang lain saat berinteraksi dengannya dalam kehidupan sehari-hari. Anak berinteraksi dengan orang lain pada tingkatan mulai dari orang tua, saudara, teman bermain dan masyarakat luas. Dapat dipahami bahwa pembahasan tentang perkembangan emosi harus bersinggungan dengan perkembangan sosial anak. Begitu pula sebaliknya, membicarakan perkembangan sosial tentu melibatkan emosi, karena keduanya terintegrasi membentuk kerangka psikologis yang utuh, yang tak terpisahkan.

Perkembangan emosi anak sudah ada sejak lahir atau masa bayi. Menurut Herlock, gejala emosi pertama yang muncul adalah keterangsangan umum terhadap rangsangan atau stimulus yang kuat. Respon emosional ini belum terlihat jelas sebagai respon emosional secara umum, tetapi hanya memberikan kesan kesenangan atau ketidaksenangan yang sederhana. Reaksi emosional yang tidak menyenangkan biasanya dimanifestasikan dalam bentuk tangisan, suara keras, mengubah posisi secara tiba tiba, dan lain sebagainya. Pada saat yang sama, respons emosional yang bahagia terlihat saat bayi digendong, dipeluk, dan diberi sentuhan hangat sambil menyusu, tertawa, dan berceloteh.

Singkatnya, perkembangan sosial emosional anak adalah bagaimana anak mulai memahami siapa diri mereka, bagaimana perasaan mereka, dan apa yang diharapkan ketika berinteraksi dengan orang lain. Ini adalah pengembangan kemampuan untuk membentuk hubungan positif, mengelola, mengalami, dan mengekspresikan emosi.

Terdiri dari tiga bidang utama dalam pengaturan diri (Self Regulation)

  • Acting: berperilaku sesuai dengan aturan sosial
  • Feeling: memahami emosi orang lain & mengatur emosi diri
  • Thinking: meregulasi pikiran dan perhatian

Fungsi dari menyusun dan mengukur perkembangan sosial-emosional anak adalah

  • Memastikan ketepatan perkembangan anak lintas tingkatan usia.
  • Mengidentifikasi gejala yang tidak sesuai dengan standar perkembangan (intervensi).
  • Menyelaraskan rencana perawatan dan pengambilan keputusan.
  • Untuk mengevaluasi kualitas dan dampak layanan Pendidikan.

Tantangan dalam menyusun dan mengukur program pengembangan sosioemosional yaitu

  • Perkembangan sosial emosional terdiri dari beberapa struktur seperti regulasi emosi, kompetensi sosial, intervensi budaya dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penting untuk memilih program studi dan alat ukur yang tepat saat mengukur gambaran perkembangan.
  • Mengukur perkembangan sosial anak usia dini sebagian besar didasarkan pada penilaian subjektif dari orang yang lebih dewasa dengan temperamen dan pemahaman yang berbeda. Oleh karena itu penting untuk memikirkan bagaimana hasil pengukuran ditafsirkan, dilaporkan dan bagaimana menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline