Lihat ke Halaman Asli

Santuso

pendidik generasi khoiru ummah

Saran Saya untuk Pengelolaan Masjid yang Lebih Baik

Diperbarui: 14 Desember 2021   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com 

Mengelola masjid merupakan suatu aktivitas yang mulia. Dari pengelolaan yang baik, masjid akan dirasa besar manfaatnya oleh masyarakat. Masyarakat dapat melakukan ibadah dengan khusyu' dan nyaman di masjid. Oleh sebab itu, penting kiranya takmir masjid mempelajari manajemen pengelolaan masjid yang baik itu.

Mengelola masjid bukan sesuatu yang simpel. Jika salah manajemen, bukan hanya jamaah saja yang akan merasakan dampaknya, bahkan takmir pun bisa berdosa karenanya.

Berikut ini unek-unek dan saran penulis kepada para pengelola masjid.

1. Fasilitas Wudhu' Wanita

Poin pertama yang ingin penulis sampaikan kepada pengelola masjid ialah terkait fasilitas tempat wudhu' untuk kaum hawa. Tidak jarang penulis dapati tempat wudhu wanita dibangun dengan ruang terbuka sehingga dapat terlihat dari luar. Akibatnya, laki-laki bisa melihatnya.

Ketika wudhu, wanita membuka auratnya. Pada saat itu, seharusnya wanita terjaga auratnya dari pandangan laki-laki non-mahram. Untuk itu, penulis menyarankan takmir masjid membangun fasilitas tempat wudhu wanita dengan ruangan tertutup agar auratnya tidak terlihat saat ia wudhu.

Poin ini jangan dianggap remeh. Sebab, membiarkan tempat wudhu wanita terbuka (sehingga terlihat auratnya di hadapan laki-laki bukan mahram) itu menjadi dosa untuk wanita yang bersangkutan. Dosa itu juga berlaku bagi takmir masjidnya lantaran takmir telah memfasilitasi kemaksiatan itu.

2. Anak Kecil Diedukasi, Jangan Dilarang

Beberapa orang pernah mengalami hal ini. Takmir masjid atau orang-orang tua yang biasa sholat di masjid melarang anak kecil sholat di sana. Mereka beralasan bahwa anak-anak membuat gaduh sehingga menganggu kekhusyu'an dalam sholat. Mungkin alasan itu seperti ada benarnya, tapi larangan ini justru membuat anak-anak akan jauh dari masjid.

Kita perlu menyadari bahwa anak-anak (sebelum baligh) merupakan insan yang tidak tercatat dosanya oleh Allah Swt. Jadi, Pencipta kita saja tidak mencatat dosa dari mereka, seharusnya kita pun --sebagai orang dewasa-- jangan biasakan ambil hati (marah) kepada tingkah laku mereka ketika di masjid.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline