Penulis teringat perkataan seorang guru agama di SMP. Beliau menawarkan kepada segenap siswanya di kelas. "Mau pilih yang mana, diberi buah jeruk satu karung tapi busuk semua atau diberi buah jeruk dengan jumlah sedikit tapi segar dan manis?" begitulah kira-kira ucapannya.
Sebagai orang yang berakal sehat, tentunya kita akan memilih buah jeruk yang segar dan manis meski jumlahnya sedikit. Sebab, buah tersebut pastinya yang disukai oleh banyak orang. Begitu pun sebaliknya, tidak ada yang bersedia diberi buah busuk. Siapa yang mau mengonsumsi satu buah jeruk busuk, apalagi sampai satu karung? Diberi buah busuk satu saja tidak akan suka, apalagi sampai memakannya.
Cerita dari guru di atas merupakan perumpamaan yang sekiranya dapat menjelaskan tentang ibadah yang banyak dilakukan oleh kaum muslim khusus di bulan Ramadhan. Ibadah tersebut tidak lain ialah qiyam ramadhan atau disebut juga dengan sholat tarawih.
Mayoritas kaum muslim sangat bersemangat menyambut bulan Ramadhan. Selain berpuasa, mereka juga bersemangat mengisi hari-hari di bulan Ramadhan dengan berbagai amalan di antaranya ialah sholat tarawih.
Namun, satu hal yang harus kita sadari ialah beramal sholih jangan hanya bermodalkan semangat belaka, tapi juga harus didasarkan pada ilmu. Sebab, tanpa ilmu, ibadah yang kita lakukan (seperti sholat terawih) bisa jadi hanya sebatas gerakan saja tanpa mendatangkan pahala. Bahkan, jika amal dilakukan tanpa ilmu, bisa-bisa seperti perumpamaan di atas yaitu bagaikan "buah busuk".
1. Jumlah Rokaat Sholat Tarawih
Memang benar, ada perbedaan pendapat mengenai jumlah rokaat sholat tarawih. Ada yang berpendapat sholat tarawih berjumlah 20 rokaat ditambah 3 rokaat sholat witir sehingga menjadi 23 rokaat. Ada juga yang berpendapat sholat tarawih berjumlah 8 rokaat ditambah 3 rokaat sholat witir sehingga menjadi 11 rokaat. Dua perbedaan ini yang menjadi ciri khas dari dua ormas besar di tanah air.
Meskipun terdapat perbedaan seperti itu, ternyata jika dipelajari mendalam, kita akan mengetahui benang merah atau kesamaannya. Pendapat-pendapat yang berbeda tersebut ternyata sama-sama berpijak pada dalil hadits yang kuat.
Itu berarti Rasulullah SAW pernah sholat tarawih 8 rokaat dan pernah juga sholat tarawih 20 rokaat. Maka dari itu, apapun organisasinya, kita boleh memilih, mau sholat tarawih 8 rokaat atau 20 rokaat. Tidak perlu cekcok dengan perbedaan jumlah rokaat sholat tarawih ini sebab Rasulullah juga pernah melakukan keduanya.
2. Penuhi Rukun Sholat Agar Sah
Jika ingin sholatnya sah, kita harus memenuhi rukun-rukun sholat. Jangan karena ingin mendapat banyak pahala, lalu melakukan sholat tarawih dengan rokaat terbanyak (yaitu 20 rokaat) tapi mengabaikan rukun sholat. Satu rukun sholat saja tidak terpenuhi membuat sholat tidak sah, apalagi lebih dari satu rukun yang tidak terpenuhi.