Lihat ke Halaman Asli

Santuso

pendidik generasi khoiru ummah

Agar Tidak Salah Kaprah Baca Quran, Yuk Kita Pelajari Bacaan Ghorib Berikut Ini

Diperbarui: 11 September 2021   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mistertuso.blogspot.com

Membaca Al-Qur'an adalah ibadah yang sangat mulia. Setiap huruf yang kita baca dari Al-Qur'an Al-Karim itu akan dinilai 10 pahala dari Allah Swt. Bahkan, pahala membaca Al-Qur'an itu bisa dilipat gandakan oleh Allah saat bulan Ramadhan. Luar biasa sekali, bukan?

Pahala yang luar biasa itu sudah seharusnya bisa memotivasi kita untuk selalu senang dan rajin membaca Al-Qur'an setiap hari. Namun, penting untuk kita ketahui, Alquran tidak sekadar dibaca hanya dengan bermodalkan semangat doang lho ya. Kita juga harus mengetahui ilmu-ilmu seputar cara membaca Alquran dengan benar.

Dalam Al-Qur'an surat Al-Muzammil ayat 4, Allah memerintahkan kita membaca Alquran dengan tartil. Tartil ialah membaca Alquran sesuai dengan makhroj dan tajwidnya. Maka dari itu, kita harus belajar makhroj dan tajwid ya agar bacaan Alquran kita benar.

Di samping makhroj dan tajwid, ada satu pelajaran lagi yang perlu kita pahami agar kita tidak salah dalam membaca Alquran yaitu bacaan ghroib. Ghorib merupakan bacaan yang dianggap asing. Maksudnya, bacaan tersebut tidak lazim seperti pada umumnya yang telah dijelaskan dalam ilmu makhroj dan tajwid.

Untuk lebih jelasnya,berikut ini rangkuman tujuh bacaan ghorib yang perlu kita ketahui dan pahami agar bacaan Alquran kita tidak salah kaprah.

1. Nun wiqoyah atau nun washol di bawah (subscript)

Jika kita menemukan huruf nun kecil di bawah ayat, hal itu berarti nun wiqayah atau disebut juga nun washol. Huruf nun kecil ini dibaca kasroh (ni). Apabila satu huruf sebelum adanya nun wiqoyah ini berharokat tanwin, maka huruf tersebut diubah menjadi harokat non-tanwin, yaitu fathah-tain diubah menjadi fathah, kasroh-tain diubah menjadi kasroh, dan dhommah-tain diubah menjadi dhommah.

Sedangkan, apabila satu huruf sebelum adanya nun wiqoyah ini berharokat fathah, kasroh, atau dhommah, maka huruf tersebut tetap dibaca sesuai harokatnya tanpa ada perubahan. Contohnya di QS. Al-Baqarah: 180; Yusuf: 8; Al-Kahfi: 88; An-Najm: 50; dan Al-Jumu'ah: 11.

Misal di QS. Al-Baqarah: 180, kata khoiron -- (nun wiqoyah) -- washiyyatu dibaca khoiro-nil washiyyatu.

Adapun jika ada nun wiqoyah yang berada di awal ayat, maka itu tidak dibaca (dianggap tidak ada).  

 2. Tanda bulatan kecil di atas (superscript)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline