Lihat ke Halaman Asli

Santuso

pendidik generasi khoiru ummah

Dampak Pembelajaran Jarak Jauh bagi Siswa, Butuh Peran Orangtua untuk Mengatasinya

Diperbarui: 25 Mei 2021   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

news.detik.com

Pandemi Covid-19 saat ini merupakan pandemi yang telah mengubah dunia, termasuk juga dalam bidang pendidikan. Karenanya, pendidikan saat ini dilakukan secara virtual menggunakan jaringan internet. Itulah yang disebut dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dengan adanya PJJ ini, para siswa belajar di rumah dan selalu bergantung dengan ponsel pintar.

Sebagai seorang guru, saya merasakan sendiri kelebihan dan kekurangan dari PJJ ini, yang agak berbeda dengan pengajaran yang dilakukan secara langsung di kelas. Kelebihan PJJ ialah kita merasa lebih aman dari resiko tertular virus Covid-19. Adapun kekurangan dari program PJJ ini salah satunya berdampak kepada siswa. Dampak tersebut setidaknya saya rangkum menjadi 3 poin berikut.

1. Kecanduan Gawai

Karena pembelajaran setiap hari selalu menggunakan ponsel, setiap siswa mau tidak mau harus selalu dekat dengan ponsel. Hal itu ternyata mengakibatkan sebagian dari mereka menjadi kecanduan untuk selalu menggunakan ponsel.

Baca juga : Apakah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Efektif di Indonesia?

Bagi mereka, ponsel pintar adalah alat yang sangat asyik dengan beragam fungsi. Itulah sebabnya, mereka tergiur untuk selalu mengenal lebih dalam dengan "alat yang serba bisa" itu. Adapun kecanduan gawai yang paling umum ialah kecanduan untuk main game. Kecanduan untuk selalu ingin bermain game ini bahkan bisa jadi sangat mengganggu belajar mereka. Hal itu karena ada juga murid yang suka main game ketika jam pelajaran sedang berlangsung.

Dampak negatif dari hal ini sebenarnya bisa dicegah jika orang tua punya atau mencari inisiatif. Orang tua bisa mencari di internet tentang aktivitas-aktivitas menyenangkan yang bisa menghilangkan kejenuhan anak tanpa berhubungan dengan ponsel. Aktivitas tersebut seperti berkebun, berkarya, atau lainnya.

2. Tidak Mengumpulkan Tugas

Berhubung pembelajaran tidak dilakukan dengan tatap muka langsung, beberapa murid biasanya lebih menyepelekan tugas yang diberikan oleh guru. Akibatnya, mereka tidak mengerjakan tugas. Akibat ini setidaknya karena tiga faktor, yaitu faktor anak yang bersangkutan, faktor orang tua, dan faktor teknis.

Faktor dari anak yang bersangkutan, seperti anak kecanduan main game sehingga lebih banyak waktunya untuk main game. Penyebab lain yang saya dapati juga ialah si anak lebih tergiur untuk bermain dengan teman-teman di lingkungan sekitar rumahnya. Akibatnya, tugas dari guru terbengkalai.

Baca juga : Covid Note: Percuma PJJ, Pak, Bu, Anak-anak Masih Main di Jalan!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline