Lihat ke Halaman Asli

Santuso

pendidik generasi khoiru ummah

Galau? Kenali Hal Berikut untuk Mengatasinya

Diperbarui: 16 Juli 2020   19:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

harapanrakyat.com

Galau adalah suatu keadaan hati merasa cemas, bimbang, resah, gelisah, atau tidak tenang. Meskipun istilah ini lebih populer di kalangan remaja, kenyataannya galau bisa menimpa siapa saja, mulai anak-anak sampai orang tua. Lantas, mengapa galau bisa menimpa seseorang dan bagaimana cara mengatasinya? Tentu Islam adalah solusinya. Berikut penjelasannya.

Pada dasarnya, manusia memiliki 2 jenis kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu [1] kebutuhan jasmani (thaqatul hayawiyah) dan [2] kebutuhan naluri (gharizah). Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi karena berhubungan dengan kelangsungan hidup. 

Jika tidak dipenuhi, manusia akan musnah (mati). Contoh dari kebutuhan ini adalah makan, minum, istirahat, bernafas, dan lainnya. Adapun kebutuhan naluri adalah kebutuhan yang menjadikan hidup manusia berwarna. Kebutuhan ini tidak berhubungan dengan nyawa.

Nah, berdasarkan dua kebutuhan manusia ini, penyebab galau bukan karena tidak terpenuhinya kebutuhan jasmani. Sebab, orang galau biasanya berlangsung sampai berhari-hari, sedangkan kebutuhan jasmani (misal: makan dan minum) harus segera dipenuhi. 

Manusia kuat bisa bertahan dari tidak makan dan minum hanya sampai 3 hari saja. Maka dari itu, penyebab galau tentunya berasal dari tidak terpenuhinya kebutuhan naluri. Berikut fakta tentang kebutuhan naluri yang sekaligus menjadi solusi mengatasi galau.

1. Ada Tiga Macam Naluri

Setiap manusia memiliki kebutuhan naluri. Adapun kebutuhan naluri (gharizah) itu terdiri atas 3 macam, yaitu [a] naluri beragama (gharizatun tadayyun); [b] naluri mempertahankan eksistensi diri (gharizatun baqo'); dan [c] naluri kasih sayang dan mencintai (gharizatun nau'). Ketiga naluri ini memiliki keunikan masing-masing dalam cara pemenuhan kebutuhannya.

Naluri beragama adalah naluri yang dimiliki seseorang dalam bentuk meng-agungkan sesuatu. Setiap diri manusia pasti memiliki naluri ini, mulai dari manusia zaman Nabi Adam sampai zaman akhir. 

Bagaimana pun keadaannya, meski minim pengetahuan (primitif) sekali pun, manusia pasti memiliki rasa menganggap suci / hebat atau meng-agungkan sesuatu, entah itu pohon, patung, batu, tembok, atau benda lainnya. Tentunya sebagai seorang muslim, kita harus menyalurkan naluri ini dengan benar yaitu dengan menyembah Allah Subhanahu wa ta'ala, bukan kepada yang lain.

Naluri mempertahankan eksistensi diri adalah naluri manusia yang berupa usaha-usaha untuk bisa bertahan hidup dengan nyaman. Contoh dari naluri ini adalah rasa takut akan bahaya, keinginan menguasai, bekerja keras agar bisa mendapatkan kekayaan, dan sebagainya.

Naluri kasih sayang dan mencintai adalah naluri manusia yang berhubungan dengan perasaan hati dan seksualitas. Contoh dari naluri ini adalah rasa suka kepada lawan jenis, rasa sayang kepada orang tua, dan sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline