Lihat ke Halaman Asli

Lupa

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika Dunia terlalu berwarna, kadang kita lupa pada awal dan akhir segala warna.

Ketika Dunia berputar terlalu cepat, kadang kita lupa pada yang membuatnya tetap di tempat.

Dunia kita tempat yang terlalu singkat, dan kita mencernanya terlalu lambat.

Bila kita berhenti mengunyah lalu menelaah, "klang..klang.." Mungkin suara itu tak ada lagi di tempat sampah.

Kita punya seperempat abad masa mengenal, setengah abad masa belajar, dan tiga perempat abad masa berbuat. Bila itu belum cukup, ada separuh abad lagi untuk bertanya.

Di akhir waktu nanti, kita akan belajar untuk bercerita.

Sastrawan, relawan, pelukis, pemahat, pebisnis, pekerja, pemusik, pemikir, hingga pengangguran; sebuah buku sudah dibuka untuk kita.

Ketika dunia berkata terlalu lelah, kita tertawa tergelak-gelak. Tapi nanti, ketika tangan ini sudah jadi tanah, tawa kita tak lagi akan melelahkan dunia.

Lembang, Maret 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline