Sudah diketahui bersama bahwa Pandemi COVID-19 membawa banyak perubahan. Terlebih untuk waktu sekarang ini, berbagai varian virus baru bermunculan -- membuat titik terang sepertinya semakin jauh dari jangkauan.
Salah satu perubahan yang paling terasa adalah dampak perekonomian yang diterima oleh sebagian masyarakat Indonesia kalangan menengah ke bawah. Banyak dari mereka yang kehilangan pekerjaan, usaha semakin kecil, dan naiknya angka pengangguran.
Berbagai dampak ini membuat mereka harus mengubah strategi untuk mengatur keuangan. Akan tetapi, masyarakat Indonesia, terlebih anak muda atau Gen Z -- apakah sudah paham betul dengan literasi keuangan?
Selama periode pandemi berlangsung, sebagian masyarakat dunia, termasuk sebagian masyarakat Indonesia mengikuti tren investasi cryptocurrency. Ada yang untung dan ada yang buntung.
Seperti artikel insight yang sudah kami buat sebelumnya tentang anak muda dan cryptocurrency -- mereka memang tidak FOMO. Sebagian besar dari mereka mempunyai perhitungan agar tidak rugi. Tapi, mencoba melakukan investasi, apakah sudah jadi salah satu tanda mereka paham literasi keuangan?
Keresahan seperti ini perlu dilihat lebih dalam oleh brand, marketers, dan pihak lainnya sebagai sebuah kesempatan untuk mendekatkan diri dengan target audiencenya.
Manfaat umum dari mengerti dan paham bagaimana literasi keuangan yang tepat adalah menghindarkan individu dari konflik keuangan, tidak terjebak hutang, sampai berhasil dalam berwirausaha. Hal-hal seperti ini sudah biasa menjadi bahan komunikasi antar brand dengan target audiencenya.
Ada kemungkinan brand perlu mengetahui perspektif lain dari manfaat mengetahui dan memahami literasi keuangan yang tepat. Oleh karena itu, StratX KG Media melakukan desk research tentang hal ini dan menemukan beberapa insight yang menarik untuk dibahas lebih dalam.
Paham Literasi Keuangan = Umur Panjang
Stevanus Pangestu, asisten professor dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya di theconversation.com -- mengungkapkan bahwa memahami literasi keuangan yang tepat bisa menyelamatkan jiwa manusia.
Beberapa temuan dari Stevanus seperti sebuah studi di Iran menemukan pasien kanker dengan literasi keuangan yang tinggi mempunyai kualitas hidup yang juga tinggi. Kualitas hidup yang dimaksud adalah pasien tersebut tidak peduli dengan status ekonominya sehingga stress keuangan yang dialaminya lebih rendah.