Lihat ke Halaman Asli

Media Online

Social Media

Di Balik Lembah Rimba

Diperbarui: 24 Agustus 2024   06:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar

Pagi itu, embun masih menempel di dedaunan ketika Reza dan Sarah tiba di kaki gunung. Udara segar khas pegunungan menyambut mereka, membawa aroma pepohonan dan tanah basah yang menenangkan. Lembah Rimba, sebuah hutan terpencil yang jarang dijamah manusia, terbentang luas di hadapan mereka. Dikenal karena keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga memiliki reputasi sebagai tempat yang misterius dan menantang bagi siapa saja yang berani menjelajahinya.

"Kita benar-benar akan masuk ke sana?" tanya Sarah dengan nada ragu, menatap lebatnya hutan yang tampak begitu mengintimidasi.

"Ya, kita sudah sejauh ini. Lagipula, pemandangan di dalam Lembah Rimba kabarnya luar biasa. Aku yakin ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan," jawab Reza sambil tersenyum meyakinkan. Dia adalah seorang pecinta alam sejati, selalu mencari petualangan baru di setiap sudut alam liar.

Mereka memulai perjalanan, menyusuri jalur setapak yang sudah mulai ditumbuhi lumut dan semak-semak liar. Pohon-pohon tinggi menjulang di atas mereka, membentuk kanopi alami yang menyaring sinar matahari menjadi berkas-berkas cahaya yang menari di atas tanah. Suara gemericik air sungai yang mengalir jernih terdengar di kejauhan, bersahutan dengan kicauan burung dan desiran angin yang membelai pepohonan.

"Lihat ini, Reza! Cantik sekali!" seru Sarah tiba-tiba, menunjuk ke arah sekumpulan bunga liar yang tumbuh di tepi jalan setapak. Bunga-bunga itu berwarna-warni, seperti untaian pelangi yang jatuh ke bumi.

"Benar-benar menakjubkan," Reza mengangguk, mengagumi keindahan alam yang terasa begitu murni dan tak tersentuh.

Namun, di balik kekaguman mereka, Lembah Rimba menyimpan rahasia yang belum mereka ketahui. Saat mereka semakin jauh masuk ke dalam hutan, suasana mulai berubah. Semakin jarang terdengar kicauan burung, dan udara terasa semakin dingin dan lembap.

"Apakah kamu merasakan ada yang aneh?" tanya Sarah dengan nada cemas.

Reza menatap sekeliling. Memang ada sesuatu yang berbeda, sesuatu yang membuat bulu kuduknya meremang. "Tetap tenang, mungkin kita hanya kelelahan. Mari kita terus berjalan," katanya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Perjalanan mereka berlanjut hingga mereka tiba di sebuah lembah yang tersembunyi di balik tebing-tebing tinggi. Pemandangan di sana luar biasa. Air terjun yang menjulang tinggi mengalir deras, membentuk kolam alami yang dikelilingi oleh bebatuan besar dan rimbunan pepohonan. Matahari yang mulai condong ke barat memantulkan cahaya ke permukaan air, menciptakan kilauan emas yang mempesona.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline