Saya menjagokan Argentina menjuarai Copa Amerika 2015 bahkan sejak tim Tango difavoritkan bersama tuan rumah Cili, juara bertahan Uruguay, dan tim tangguh Brasil. Faktanya, dua tim terakhir rontok di fase perempatfinal.
Kini, dua tim favorit tersisa hanya Cile dan Argentina. Secara statistik, Argentina unggul atas lawan-lawannya di babak semifinal, yakni Cile, Paraguay, dan Peru.
Dari sisi distribusi juara sejak Copa America pertama kali digelar pada 1916 hingga 2011, Argentina adalah tim paling berpengalaman dibandingkan tiga kontesan lain di semifinal. Tim Tango mengoleksi total 14 trofi disusul Paraguay dan Peru yang sama-sama mengumpulkan dua trofi.
Cile nihil piala dan baru berusaha meraih gelar pertama tahun ini. Dari semua semifinalis, Argentina menjadi tim terakhir yang meraih trofi, yakni pada 1991 dan 1993. Peru menikmati gelar terakhir pada 1975 sedangkan Paraguay pada 1979. Ini menunjukkan Argentina memiliki tradisi juara yang lebih kuat.
Skuat Argentina diisi pemain-pemain terbaik di klub-klub elite, empat di antaranya berlaga di final Liga Champion Eropa, yakni Lionel Messi dan Javier Mascherano (Barcelona), Carlos Tevez dan Roberto Pereyra (Juventus). Selama di Copa America, mereka selalu mampu mendominasi pertandingan.
Satu-satunya, kelemahan tim Tango justru pada produktivitas gol meskipun lini depan Argentina diisi raja-raja gol macam Messi, Sergio Aguero, Gonzalo Higuain, Tevez, dan Ezequiel Lavezzi. Namun, lima striker ini hanya mampu mencetak empat gol dari empat laga.
Kalah tajam dari Paraguay, Peru, bahkan minus satu gol yang dicetak Cile ke gawang Bolivia di fase grup. Di sisi lain, lini tengah dan pertahanan skuat Tango jaminan mutu. Mereka baru kebobolan dua kali. Lebih sedikit satu kebobolan dibanding Cile dan Peru serta dua gol daripada Paraguay.
Dari skuat kecuali di kursi pelatih, skuat Tango di Copa America 2015 hampir sama dengan skuat Piala Dunia 2014 di Brasil. Hanya ada sedikit perubahan pemain seperti kehadiran Tevez dan Javier Pastore. Motivasi menjuarai turnamen Amerika Selatan juga bisa terpacu karena kegagalan di final Piala Dunia.
Messi dan kawan-kawan berangkat ke Cili sembari membawa rasa penasaran lantaran hanya sanggup finis sebagai runner up di Piala Dunia 2014. Skuat Tango ingin medali yang lebih menghilap tergantung di leher mereka, medali emas.
Satu hal yang perlu diingat, raihan Argentina di Piala Dunia 2014 mencatatkan Argentina sebagai tim terkuat di daratan Amerika. Saya memprediksi skuat asuhan Tata Martino mampu mempertegas status itu dengan menjuarai Copa America 2015.
Argentina bisa melewati tantangan Paraguay di semifinal tanpa mengecilkan kualitas tim arahan Ramon Diaz. Tata Martino belajar dari laga pertama di Copa America, kebetulan sekaligus menjadi pertemuan pertama dengan Paraguay, yang berakhir dengan skor 2-2.