Lihat ke Halaman Asli

Leuit, Harta Karun Tradisi Sunda di Bale Indung Rahayu

Diperbarui: 19 Desember 2024   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangunan Leuit Indung (Sumber:Penulis)

~Purwakarta~

Museum Bale Indung Rahayu di Purwakarta menggambarkan perjalanan hidup manusia dengan menekankan peran ibu dalam budaya Sunda. Museum ini memadukan seni tradisional seperti relief, lukisan, dan pahatan dengan teknologi digital. Terdapat pameran permainan tradisional, alat musik, pakaian adat, makanan khas Sunda, serta leuit, yaitu lumbung padi tradisional yang melambangkan kearifan lokal dan filosofi ketahanan pangan masyarakat Sunda,dan menjadi harta karun penyimpanan padi. Museum ini menjadi tempat edukasi budaya yang menarik dan penuh makna. (Senin, 2 Desember 2024)

"Masyarakat Sunda memiliki tradisi unik yang erat kaitannya dengan kearifan lokal, yaitu hajat Sunda, sebuah tradisi yang dilakukan setiap panen raya dengan menyimpan hasil panen padi ke dalam leuit atau lumbung padi tradisional." Ujar pak Yayan salah satu pemandu museum Bale indung Rahayu. Leuit, lumbung padi tradisional masyarakat Sunda, ternyata memiliki dua jenis utama, yaitu leuit indung dan leuit anak, yang dibedakan berdasarkan ukuran namun memiliki fungsi yang sama.

Salah satu jenis leuit adalah leuit indung, yang berukuran lebih besar dan biasanya disimpan di desa atau perkampungan untuk menampung hasil panen bersama. "jadi biasanya kebiasaan orang Sunda di daerah pedesaan atau perkampungan itu harus ada yang namanya leuit indung untuk menyimpan hasil panen masyarakat Sunda". Ujar pak Yayan salah satu pemandu museum Bale Indung Rahayu. 

Bangunan Leuit Anak (Sumber:Penulis)

Berbeda dengan leuit indung, leuit anak biasanya ditempatkan di dekat rumah ataupun sekitaran rumah rumah masyarakat Sunda dan ukuran leuit ini lebih kecil dari ukuran leuit indung, "leuit anak biasanya disimpan disekitar rumah" ujar pak Yayan salah satu pemandu museum Bale Indung Rahayu. Salah satu perbedaan antara leuit dengan rumah biasa yaitu leuit mempunyai keunikan tersendiri yaitu pintu yang berada di atas, difungsikan untuk melindungi hasil panen padi dari hama tikus.

Adapun untuk Proses .memasukan. padi yang telah dipanen  kedalam leuit yaitu dengan cara dilempar dan untuk mengambilnya yaitu dengan cara memanjat memakai tangga. Dan biasanya orang Sunda setelah panen padi padi tersebut padi dibawa dengan dipinggul oleh bapa bapa dan dibawa memakai boboko (tempat membawa padi) oleh ibu ibu dengan diiringi alunan musik agar terasa lebih ramai.

Foto Konsep Tritangtu (Sumber:Penulis)

 Selain tradisi unik dalam penyimpanan dan pengangkutan padi, terdapat keunikan lain pada alat tradisional seperti lisung. Alat ini tidak hanya berfungsi sebagai penumbuk padi, tetapi juga mampu menghasilkan suara merdu dari setiap tumbukan yang dilakukan. Filosofi adat masyarakat Sunda sangat berkaitan dengan prinsip Tritangtu, yang menjadi landasan utama dalam tatanan kehidupan. Prinsip ini terdiri atas tiga elemen penting, yaitu ratu (pemimpin atau pengatur), resi (penjaga kebijaksanaan dan nilai-nilai), serta rama (rakyat atau masyarakat). Ketiga elemen tersebut saling mendukung untuk menciptakan keseimbangan dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline