[caption id="attachment_41937" align="alignleft" width="129" caption="Luna Maya"][/caption] Beberapa hari terakhir ini, disela-sela semarak berita Pansus Century dan Prita mencuat pula kehebohan berita tentang Luna Maya yang memberi komentar pada microblogging Twitternya yang cukup menyengat rasanya yang ditujukan kepada insan pers yang berhubungan dengan infotaiment. Dan banyak opini berkembang pesat membahas kasus ini dari berbagai sudut pandang. Besarnya animo masyarakat mengikuti perkembangan kasus ini tidak terlepas dari begitu populernya Luna Maya sebagai publik figur. Pada hari ini dimana masyarakat Indonesia tengah merayakan hari Ibu, marilah kita coba melihat kasus Luna Maya dari sudut pandang berbeda. Berdasarkan berita yang bisa kita simak dari berbagai media, kasus Luna Maya dimulai ketika tanpa disengaja kamera salah satu wartawan infotaiment yang sedang meliputi kegiatan Luna menyenggol kepala anak yang sedang digendongnya. Naluriah keibuan Luna Maya lansung terusik atas kejadian itu, walau pun anak yang digendongnya bukan anak kandung sendiri. Berkaca dari peristiwa itu, saya mencoba memahami duduk persoalannya. Sebagai seorang laki-laki dan bapak dari dua orang anak, saya bisa memaklumi luapan emosi Luna maya tersebut. Dalam kondisi yang kekurang nyamanan karena sedang menggendong seorang anak dan diikuti oleh para wartawan untuk mendapatkan berita yang berkaitan dengan dirinya, jelaslah bukanlah kondisi yang enak. Sebagai seseorang yang pernah menjadi bapak, saya bisa merasakan beban yang dihadapi Luna Maya. Naluri keibuan tentunya tidak hanya dimiliki oleh Luna Maya saja tapi juga dimiliki oleh seluruh [caption id="attachment_41942" align="alignright" width="170" caption="Ibu & anak (Google)"][/caption] wanita yang ada dimuka jagad ini. Dan inilah kelebihan para wanita yang tidak dimiliki oleh laki-laki. Para kaum lelaki pada umumnya, terutama yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak, tahu persis kelebihan para wanita ini terutama dalam mengurusi rumah dan anak, baik ditinjau dari daya tahan dan kasih sayangnya. Mengurusin rumah dan anak kadang-kadang bukanlah perkara yang mudah. Tetapi dengan kesabaran dan ketelatenan para wanita semua itu bisa diatasi dengan baik. Naluri keibuan adalah sifat hakiki dari seorang wanita yang tidak dimiliki oleh para lelaki. Itulah kelebihan para Ibu yang bisa membuat para anak dan bapaknya bisa menjadi tenang berada di sisinya. Para Ibu adalah pengolah cita rasa utama di dalam rumah, sehingga tidak heranlah ungkapan kata bijak yang suka didengungkan: "Dibalik kesuksesan para lelaki ada wanita kuat dibelakangnya." Dalam masa peradaban terakhir ini, dimana kesetaraan antara laki-laki dan wanita sangat digaungkan, sudah banyak para wanita menunjukan eksistensinya diluar wilayah domestiknya dan tidak sedikit pula yang meraih kesuksesan dalam menjalaninya. Mungkin juga ini adalah kelebihan para Ibu yang bisa memasuki dua wilayah berbeda. Tapi saking getol menunjukan eksistensinya pada wilayah diluar area domestiknya, kita juga melihat dan menyayangkan karena tidak sedikit pula dari para wanita menggadaikan naluri keibuannya yang mencerminkan kehalusan budi pekerti. Terlepas dari semua itu, sebagai seorang anak pada hari ini saya mengaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu saya tercinta yang telah melimpahkan kasih sayang di dalam segala pengorbanannya melahirkan dan membesarkan saya. Begitu juga kepada isteri saya sebagai Ibu dari anak-anak saya, semoga dengan ketelatenannya bisa membawa anak-anak kami kearah yang lebih baik. Dan juga kepada para Ibu-ibu yang lain yang telah menunjukan baktinya dalam kesehajaannya sebagai seorang ibu. Kramatjati 221209
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H