Memasuki empat bulan di tahun 2020 dan orang - orang sudah mulai lelah dengan tahun ini. Berita perang dunia ketiga yang muncul di awal tahun, dilanjutkan dengan kebakaran di Australia, dan sekarang muncullah virus mematikan yang menular.
Virus corona ini terkenal sekali, sampai menjadi topik perbincangan untuk seluruh masyarakat di dunia. Pemerintah negara, media massa, orang tua sampai remaja membicarakan virus ini.
Kepanikan, ketakutan, dan kecemasan adalah perasaan yang hampir dirasakan oleh semua orang. Bagaimana tidak, kasus terkonfirmasi oleh WHO pada tanggal 7 April 2020 yang diakibatkan oleh virus corona ini telah mencapai lebih dari 1 juta kasus di 211 negara.
Juga data di Indonesia yang dilansir dari situs web resmi www.covid19.go.id yang merupakan Informasi Resmi Pemerintah terkait pandemi Covid-19 yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI) hingga 7 April 2020 terdapat 2.738 kasus positif Covid-19, terdapat 204 pasien yang sembuh, dan 221 pasien yang meninggal di Indonesia. Ini tentu membuat media tak henti mengangkat berita tentang virus ini, pemerintah menghimbau masyarakatnya dengan kebijakan untuk mencegah penyebaran virus ini, dan masyarakat yang dihantui oleh rasa takutnya.
Tak bisa kita pungkiri bahwa memang virus ini menyebabkan situasi yang tidak mengenakkan bagi masyarakat. Masyarakat harus self quarantine di rumah membuat mereka menjadi jenuh dan bosan, social distancing membuat masyarakat tidak mendapatkan interaksi sosial antar manusia yang sangat dibutuhkan, work from home yang membuat pekerjaan menjadi kurang efektif, ditambah lagi dengan kasus dari virus ini yang setiap hari semakin meningkat.
Semua ini tentu menyebabkan situasi yang sangat tidak nyaman bagi masyarakat. Karena pikiran kita menjadi penuh dengan berbagai macam pertanyaan dan pernyataan. Kapan semuanya akan kembali menjadi normal, kapan pandemi ini berakhir. Menunjukkan bahwa virus ini telah berhasil mengambil alih pikiran kita.
Situasi seperti ini tentu akan membuat kita hanya terfokus kepada hal negatif saja, membuat rasa khawatir kita semakin bertambah. Karena kita diharuskan untuk karantina di rumah membuat kita tidak dapat menghiraukan pikiran kita sendiri. Tetapi dengan pikiran kita yang dipenuhi oleh hal - hal negatif, kita mulai mencari cara untuk mengalihkan pikiran kita.
Tanpa kita sadari, karantina ini telah memberikan kita kesempatan untuk mencoba hal - hal baru yang tidak pernah kita lakukan. Bukan hanya untuk mengalihkan pikiran kita, tetapi juga untuk menghabiskan waktu luang kita di rumah.
Pernyataan ini disetujui oleh Nefra Alifa, seorang mahasiswa Universitas Padjadjaran. Nefra mengatakan bahwa karantina ini telah memberikan dia kesempatan untuk mengangkat hobi - hobi baru yang selama ini ingin selalu ingin dicobanya, seperti belajar bermain gitar dengan sungguh - sungguh karena sekarang dia akhirnya memiliki waktu itu mempelajarinya.
Bukan hanya Nefra saja yang memulai mencoba hal baru, tetapi ternyata ada banyak orang yang baru memulai aktivitas baru karena karantina ini. Seperti Muh Daffa Rizqillah, seorang mahasiswa Universitas Hasanuddin juga mengaku memulai hal yang baru karena karantina.
"Karantina ini mendorong saya untuk mencoba banyak hal yang baru. Not going out is definitely one of the new things I'm trying to get used to. Karantina ini juga mendorong saya untuk mencoba tren baru seperti membuat video TikTok," ucap Daffa pada saat saya berbicara dengannya, Selasa (7/04/2020).