KATA PENGANTAR
Dalam konteks pendidikan agama Kristen, kenakalan remaja menjadi perhatian khusus karena pendidikan agama memiliki peran penting dalam membentuk karakter, moralitas, dan nilai-nilai dalam kehidupan remaja. Pendidikan agama Kristen bertujuan untuk memberikan pemahaman yang baik tentang ajaran dan nilai-nilai agama, serta membantu remaja mengembangkan hubungan pribadi dengan Tuhan.
Dalam pengajaran agama Kristen, remaja diajarkan untuk menghormati nilai-nilai fundamental seperti kasih, kejujuran, integritas, kerendahan hati, dan rasa tanggung jawab. Tujuan dari pendidikan agama Kristen adalah untuk membantu remaja memahami konsep-konsep ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam interaksi sosial dan pengambilan keputusan.
GALATIA 5:22-23 mengatakan Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.Buah- buah roh harus tertanam di dalam setiap remaja agar hidupnya lebih baik kedepannya.
Namun, sebagai umat Kristen, kita memiliki tanggung jawab untuk membantu remaja dalam menghadapi kenakalan mereka. Penting bagi kita untuk memberikan dukungan, panduan, dan pengajaran agama yang kuat kepada mereka. Dalam agama Kristen, kasih, pengampunan, dan teladan yang baik adalah nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi. Kita perlu mendampingi remaja dalam memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut, sehingga mereka dapat mengatasi godaan dan tantangan yang ada di sekitar mereka.
Akhir kata, semoga kata pengantar ini dapat menjadi panggilan bagi kita semua untuk merangkul remaja dengan kasih dan memperkuat iman mereka dalam konteks agama Kristen.
HORMAT PENULIS
STIVEND CHARLES SANANG
BAB I
1.1 krisis identitas remaja
Hubungan antara agama Kristen dan krisis identitas remaja dapat bervariasi tergantung pada individu, budaya, dan konteks sosial tertentu. Beberapa remaja Kristen mungkin menemukan dukungan, arah, dan makna dalam iman mereka selama masa krisis identitas. Di sisi lain, ada pula remaja Kristen yang mengalami konflik antara keyakinan agama mereka dengan pertanyaan-pertanyaan dan tantangan identitas yang kompleks yang timbul selama masa remaja.