Lihat ke Halaman Asli

STHARYANTIN

Mahasiswi Gizi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya | Awardee Osc Medcom.id 2022 | Content Writer | Biology Teacher

Ceritaku untuk Masa Depanku

Diperbarui: 22 Oktober 2023   06:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Halo temen-temen seperjuangan !

Selamat datang di ruang cerita "Ceritaku Untuk Masa Depan"

Cerita kali ini dimulai dengan kisah kehidupan saya saat berjuang untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat tinggi dengan keterbatasan ekonomi. Dari kecil saya memang suka sekali belajar dan membaca buku apalagi buku-buku tentang dunia  kesehatan dan komik pasti menjadi teman belajar dikamar.

Saat saya mengetehui bahwa belajar dari sekolah akan memiliki akses yang lebih bagusdan luas, sejak itupun saya mulai rutin membuat agenda-agenda belajar saya untuk kedepannya mulai dari masuk masuk SMP negeri, masuk SMA negeri serta masuk Universitas Impian.

Saya merupakan anak terakhir dari empat bersaudara dan  dari semua saudara saya, hanya sayalah yang melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas. Namun, meski saudara saya tidak melanjutkan pendidikannya saya banyak belajar dari kegigihan  saudara saya dalam menempuh pendidikan dan menjalani kehidupan yang membauat saya benar-benar tau arti dari pentingnya pendidikan dan pentingnya berjuang.

Saat itu pada bulan July 2021 tepat kelulusan SMA saya dihadapkan dengan kenyataan bahwa saya tidak lolos jalur SBMPTN dikampus impian hal itu pasti membuat saya bersedih dan mulai ragu namun, saya kembali mengingat akan mimpi-mimpi saya yang sudah saya bangun dari kecil. Kemudian saya mencoba kembali mendaftar di kampus-kampus impian melalui jalur beasiswa namun hasilnya juga belum berpihak kepada saya, dengan berat hati saya mencoba jalur terakhir yakni jalur mandiri, meskipun saya ragu apakah saya mampu dengan biayanya nanti tapi saya berpikir saya harus mencobanya sampai titik terakhir semua jalur dan hasilnya saya diterima namun dengan uang kuliah tunggal yang begitu fantastis angkanya. Saya juga sempat mengajukan keringanan namun belum sesuai dengan ekonomi keluarga sampai akhirnya saya memilih nyerah dan gapyear.

Tahun 2021 merupakan tahun yang sakit dan bangkit untuk saya, saya banyak belajar dari kegagalan dan membangun lagi mimpi yang sudah goyah. Saya mulai menyibukkan diri dengan belajar secara mandiri dan bekerja part time. Namun,  masih saja saya merasa iri dengan mereka-mereka yang bisa melanjutkan pendidikan ketingkat universitas. Saya tau sepertinya ada yang salah dengan saya, kenapa saya bisa ditolak oleh suatu kampus? kenapa saya menggebugebu ingin masuk kampus tersebut?

Sebelum saya resmi menjadi mahasiswa baru ditahun 2023, ada jawaban dari semua pertanyaan dan kebingungan saya saat tahun 2021 yakni saya hanya fokus pada tujuan, saya tidak memperbaiki sistem yang seharusnya disiapkan dalam mencapai suatu hal. Ya betul sekali, kita butuh perbaikan sistem ! sistem seperti apa yang dibutuhkan?

Saya pernah membaca buku karya James Clear berjudul "Atomic Habit" dimana dalam buku tersebut ada poin yang sangat krusial yakni perbaiki sistemmu maka hasilnya akan jauh lebih baik. Sistem yang dibahas disini adalah cara kamu melakukan perbaikan-perbaikan kecil yang nantinya akan mendatangkan perbaikan yang sangat besar. Seperti hal nya kasus cerita saya tadi bahwa saya mulai memperbaiki kegagalan dengan evaluasi diri dulu, kemudian dilanjutkan dengan penaataan sistem belajar yang baik dan sehat.

Menggapai mimpi memang butuh belajar namun mimpi juga butuh tubuh yang sehat. Berikut saya akan memberikan langkah-langkah belajar yang sehat setelah mengalami kegagalan:

1. Kenali dulu kegagalan kalian

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline