Lihat ke Halaman Asli

St Hajar

Mahasiswa

Teori Belajar Behavioristik Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran

Diperbarui: 22 Desember 2023   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

        Teori belajar behavioristik merupakan teori yang mempelajari perilaku dalam proses pembelajaran, hal ini dikarenakan analisis yang dilakukan terletak pada perilaku yang nampak, terukur, tergambarkan dan dapat diprediksi. Belajar merupakan merupakan upaya melakukan perubahan perilaku manusia yang disebabkan oleh pengaruh lingkungannya. Behaviorisme bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku individu yang belajar dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

        Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon (Robert, 2014). Peserta didik dianggap telah melakukan belajar jika dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Contoh, peserta didik dapat dikatakan memiliki kemampuan membaca jika ia bisa menunjukkan kemampuan membacanya dengan baik.

      Teori behavioristik hanya mengamati stimulus dan respons. Untuk itu, setiap materi atau perilaku yang ditunjukkan oleh guru disebut stimulus, dan setiap tindakan yang ditunjukkan oleh peserta didik atas tindakan guru disebut respon. Rangkaian perilaku tersebut harus dapat diamati dan dapat diukur. Behavioristik sangat mengedepankan aspek pengukuran, karena dengan melakukan pengukuran maka setiap hal yang penting terkait perubahan tingkah laku dapat dilihat dan dinilai.

Teori belajar behavioristik saat ini masih mendominasi dalam praktek pembelajaran di Indonesia. Hal ini terlihat dalam penyelenggaraan pembelajaran pada tingkat paling dini, seperti Pendidikan Anak Usia Dini yang lebih cenderung membentuk kelompok bermain, TK, Sekolah Dasar, Sekolah Tingkat Menengah dan Atas, dan pada Perguruan Tinggi.

          Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat, begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) responpun akan tetap dikuatkan.

Kelebihan dan kekurangan teori belajar behavioristik

Kelebihan Teori Behavioristik antara lain :

1. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan

Dengan bimbingan yang diberikan secara terus menerus akan membuat peserta didik paham sehingga mereka bisa menerapkannya dengan baik.

2. Materi yang diberikan sangat detail

Hal ini adalah proses memasukkan stimulus yang yang dianggap tepat. Dengan banyaknya pengetahuan yang diberikan, diharapkan peserta didik memahami dan mampu mengikuti setiap pembelajarannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline