IMPLEMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI LINGKUNGAN SEKOLAH
Oleh : Steward Choirun Annisah Putri Jannah
Bimbingan konseling kini menggunakan paradigma pendekatan bimbingan konseling perkembangan. Bimbingan konseling perkembangan, atau yang biasanya kita kenal dengan bimbingan konseling komprehensif, berpusat pada perkembangan dan preventif. Bimbingan konseling perkembangan sendiri memiliki beberapa dasar filofis, yaitu diantaranya adalah :
- Manusia pada hakitanya selalu ingin berkembang dan meningkatkan diri pada hal yang positif
- Potensi manusia merupakan sebuah aset berharga untuk masyarakat dan kehidupan yang akan datang
- Tujuan akhir dari adanya bimbingan dan konseling adalah membantu siswa dapat belajar secara efektif
- Program pengembangan siswa juga membutuhkan keterikatan dan kerja sama dari beberapa pihak terkait, seperti konselor dan personel-personel sekolah lainnya.
Bimbingan konseling perkembangan memiliki beberapa landasan dalam pengimplementasiannya. Landasan tersebut yakni, landasan filosofis, landasan individualitas, dan landasan organisatoris. Saya akan memberikan sedikit contoh tentang beberapa landasan tersebut. "Setiap murid/mahasiswa adalah aset. Oleh karena itu, perlunya pengembangan diri murid/mahasiswa tersebut secara optimal". Landasan filosofis terletak pada "perlunya pengembangan murid/mahasiswa tersebut". Landasan filosofis menekankan pada pengembangan diri yang kuat dan efektif dalam segi pemahaman nilai pribadi dan sosial. Landasan filosofis biasanya juga identik dengan sebuah pencapaian. Selanjutnya, landasan individualitas terletak pada "setiap murid/mahasiswa adalah aset". Kita harus meyakini bahwa setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita juga sebaiknya tidak untuk membandingkan individu satu dengan individu lainnya, karena tidak ada manusia yang memiliki karakterisitik yang sama, kita semua berbeda-beda, termasuk juga dengan kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Kita harus yakin, bahwa dalam diri kita terdapat sebuah kelebihan yang dapat untuk dikembangkan. Dalam mengembangkan sebuah aset, kita pasti memerlukan adanya kerjasama antara pihak terkait. Adanya kerjasama tersebut termasuk dalam landasan organisatoris.
Struktur layanan yang terdapat pada bimbingan konseling komprehensif ada 4, yaitu layanan dasar, layanan responsif, perencanaan jndividual, dan dukungan sistem. Layanan dasar merupakan pemberian layanan yang dirancang tersruktur dan sistematis melalui aktivitas kelompok. Layanan dasar memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah; (1) memahami lingkungan sekolah; (2) memahami diri sendiri dan orang lain; (3) memahami sikap dan tingkah laku; (4) mengembangkan keterampilan untuk dapat mengambil keputusan dan dalam memecahkan suatu masalah; dan (5) mencapai keterampilan studi, dapat mengelola waktu belajar. [1] Pengimplementasian layanan dasar pada siswa dapat berbentuk seperti pengadaan kegiatan MOSBA (masa orientasi siswa baru) yang bertujuan untuk mengenalkan siswa mengenai sekolah baru yang ditujunya. Pengenalan tersebut biasanya mengenai tentang kurikulum sekolah, pengenalan staff-staff sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah, berbagai macam ekstrakulikuler, terkadang juga berbentuk seperti pembentukan karakter yang harus yang dimiliki oleh siswa tersebut. Implementasi layanan dasar yang lain juga dapat diperoleh dari kegiatan seperti seminar dan sebagainya yang membahas tentang bahaya narkoba, bahaya ugal-ugalan atau topik lainnya dengan mengundang narasumber dari instansi terkait. Pengadaan kegiatan tersebut dapat membuka pengetahuan baru tentang siswa sekaligus dapat mencegah siswa untuk tidak melakukan hal tersebut. Pengadaan narasumber yang langsung dari instansi terkait biasanya bertujuan agar ilmu yang diberikan semakin terasa langsung dan nyata dari para ahli yang menanganinya.
Struktur layanan bimbingan konseling komprehensif kedua adalah layanan responsif. Layanan responsif adalah sebuah layanan yang diberikan kepada siswa yang memiliki kebutuhan dan pertolongan secara segera. Tujuan dari layanan ini adalah membantu individu tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan dapat memecahkan masalah yang dialaminya sehingga tidak menghambat untuk pertumbuhannya. Layanan ini juga dapat untuk mengurangi kegagalan maupun hambatan yang dirasakan oleh siswa. Kalau bisa diibaratkan pada kehidupan nyata, layanan ini sama seperti UGD (Unit Gawat Darurat) yang ada di sebuah rumah sakit. Layanan ini berfokus pada beberapa masalah siswa diantara lain; (1) kecemasan akan perasaan rendah diri yang dimiliki; (2) perilaku impulsif atau seseorang tersebut bertindak dengan semaunya; (3) pelanggaran pada tata tertib sekolah; (4) prestasi belajar yang menurun; (5) tidak adanya kebiasaan postif pada dirinya; dan sebenarnya masih banyak lagi macam-macam masalah yang menjadi fokus dari layanan responsif ini. Pengimplementasian layanan ini dapat berupa sebuah layanan konseling yang diberikan secara individu maupun secara kelompok. Sebagai konselor, dalam menyikapi masalah siswa yang datang secara bersamaan, kita harus menganalisis masalahnya terlebih dahulu, apakah masalah tersebut mencakup tentang afeksi (perasaan), kognitif (pikiran), atau perilaku. Bilamana beberapa masalah mencakup hal yang sama seperti, adanya siswa kelas XII IPA 3 yang telat sekolah dan adanya laporan mengenai siswa XII IPS 1 yang tidak pernah mengerjakan tugas, keduanya adalah masalah perilaku, sehingga konselor dapat menggabungkan kedua pribadi tersebut dalam layanan konseling kelompok. Namun, kembali lagi pada pribadi konselor tersebut, apakah mampu untuk menyelesaikan kedua masalah tersebut sekaligus, apabila tidak, maka dapat diberikan layanan konseling individual saja. Dalam setiap pemberian konseling, konselor harus rutin untuk menanyakan, 'bagaimana progress dari metode yang diberikan konselor kemarin', 'bagaimana perkembangan pribadi yang dirasakan oleh pribadi tersebut', guna untuk mengetahui apakah konseling tersebut berhasil atau tidak.
Struktur layanan berikutnya adalah perencanaan individual. Sesuai dengan namanya, perencanaan individual adalah sebuah pemberian bantuan layanan yang memfasilitasi perencanaan individual pada masa depannya. Perencanaan yang dimaksud mencakup perencanaan dalam pribadi, sosial, belajar, dan karir individu tersebut. Tujuan dari layanan ini sangatlah jelas adanya, diantaranya adalah; (1) guna membangkitkan pemahaman mengenai diri sendiri dan lingkungan; (2) setelah memahami tentang pribadi dan lingkungannya, diharapkan individu tersebut dapat merancang apa tujuan hidupnya di masa depan; dan (3) individu akan melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat untuk mewujudkan tujuan hidupnya tersebut. Beberapa implementasi dari perencenaan individual adalah dengan adanya tes bakat minat yang dilaksanakan dari pihak bimbingan konseling di sekolah untuk penjurusan (IPA, IPS, atau Bahasa) dan dalam ekstrakulikuler agar mengetahui apa sebenarnya bakat dan minat siswa yang dapat dikembangkan juga. Tes bakat minat ini juga dapat berfungsi pada siswa SMA tingkat akhir yang akan meneruskan studinya menuju perguruan tinggi. Dengan mengetahui bakat dan minat yang dimiliki, siswa tersebut akhirnya dapat menentukan jurusan mana yang akan menjadi tujuan hidup selanjutnya.