Lihat ke Halaman Asli

Pengesahan Qris di Kalangan Tukang Parkir Tuai Banyak Kontra! Mengapa?

Diperbarui: 15 Oktober 2024   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kontra pembayaran parkir non tunai. (Foto: Steviani Kezia/Kompasiana)

[Bandung][15/10/2024]- Dinas Perhubungan Kota Bandung telah dengan resmi memulai uji coba sistem pembayaran parkir menggunakan Qris (Quick Response Code Indonesia Standard) (10/10/2024).

Uji coba dilakukan di tepi jalan Banceuy, jalan Pecinan dan Jalan ABC. Sebanyak 25 juru parkir telah menggunakan rompi yang di belakang nya tercantum barcode untuk melakukan sistem pembayaran non tunai.

Upaya pemerintah dilakukan untuk memudahkan para konsumen dengan memanfaatkan kemajuan teknologi pada saat ini, tetapi tentunya hal ini bukanlah suatu hal yang mudah untuk dapat diimplementasikan di lingkungan masyarakat, khusus nya untuk pembayaran parkir non tunai ini.

Hal ini banyak menuai kontra di kalangan petugas parkir di Kota Bandung.Pak Nur (32) salah satunya yang menilai penggunaan Qris bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Sebagai kepala keluarga dengan empat orang anak yang masih berada di usia belia, Pak Nur merasa khawatir dengan perubahan ini.

"Saya tidak mengerti teknologi dan merasa kesulitan untuk dapat beradaptasi dengan sistem yang baru, tidak mengerti cara pengoperasiannya, proses pengambilan uangnya pun ribet, anak saya masih kecil-kecil, kalau cash kan mau jajan atau perlu apa uangnya langsung ada, kalau harus ke bank dulu saya nya juga susah," Kata Pak Nur, Senin (14/10/2024).

Qris disahkan dengan tujuan untuk mempermudah transaksi keuangan dan meningkatkan efisiensi pelayanan publik. Namun, Nur menghawatirkan bahwa tidak semua pelanggan familiar dengan teknologi. "Kami butuh cara sederhana dan langsung. Ini bukan hanya tentang saya, tapi juga rekan-rekan tukang parkir lainnya," tambahnya.

Pemerintah setempat sempat berusaha memberikan sosialisasi mengenai penggunaan Qris bagi para petugas parkir. Namun, bagi Pak Nur, perubahan ini tetap menjadi tantangan, "mending yang mudah aja neng, yang saya paham, takut resiko nya besar," tutupnya.

Dengan pro dan kontra yang muncul, para petugas parkir berharap dapat menemukan solusi yang memudahkan semua pihak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline