Lihat ke Halaman Asli

Dusun Kreatif: Surga UMKM yang Menawarkan Segala Hal dari Pakaian hingga Kuliner!

Diperbarui: 10 Agustus 2024   21:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa KKN membantu pembuatan basreng.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Maniskidul berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Desa yang terletak di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat ini mengalami pertumbuhan signifikan dalam jumlah UMKM yang beroperasi, dan menciptakan dampak positif bagi perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat. Berbagai jenis usaha mulai dari kerajinan tangan, kuliner, hingga jasa, bermunculan dan berkembang pesat di Desa Maniskidul. Hal ini memberikan peluang kerja dan meningkatkan pendapatan bagi warga desa. Fenomena ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki desa-desa di Indonesia dalam mendorong perekonomian nasional melalui pemberdayaan UMKM.

Pada hari Rabu, tanggal 17 Juli 2024, mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga kelompok 183 melakukan kunjungan ke salah satu dusun di Maniskidul. Dusun tersebut adalah dusun III. Kunjungan tersebut didampingi oleh kepala dusun III sendiri, yaitu Pak Ade. Dari kunjungan tersebut ditemukan delapan UMKM yang sangat bermacam-macam, dari makanan hingga konveksi.

Selama kunjungan di desa III, ada delapan UMKM yang berhasil dikunjungi oleh mahasiswa KKN tersebut. Yang pertama adalah kunjungan ke produsen mi lidi, basreng, dan cimol. Produsen ini masih belum memiliki e-commerce sehingga penjualan dilakukan secara konvensional. Produksi dilakukan hanya jika ada pesanan, dengan bahan baku yang masih dibeli dari luar.

Yang kedua, mahasiswa mengunjungi produsen rengginang milik Bu Jasmiah. Proses pembuatan rengginang membutuhkan waktu tiga hari untuk penjemuran. Namun, jika turun hujan, waktu penjemuran akan memakan waktu lebih lama. Usaha milik Bu Jasmiah ini termasuk usaha kecil yang tidak memiliki brand dan sertifikasi halal. Walaupun seperti itu, rasa dari rengginang Bu Jasmiah sangatlah enak dan memiliki banyak penggemar.

Yang ketiga, mahasiswa mendatangi tempat produksi pakaian musiman. Para produsen di tempat usaha ini merupakan buruh. Mereka diberi fasilitas berupa mesin jahit dan bahan untuk membuat pakaian sesuai arahan dari atasan mereka. Saat ini mereka sedang memproduksi gamis, sedangkan sebelumnya mereka memproduksi masker. Produk-produk yang mereka hasilkan akan dikirim ke Tanah Abang.  Kemudian, kain perca yang dihasilkan dari proses produksi dimanfaatkan kembali. Hal ini menunjukkan efisiensi dalam penggunaan bahan.

Yang keempat, mahasiswa mengunjungi produsen kusen pintu. UMKM kusen pintu yang satu ini termasuk salah satu yang paling unik karena kusen pintunya dibuat dari semen dan pasir. Harga per meter kusen pintu adalah 60 ribu rupiah, dan produksi dilakukan hanya jika ada pesanan. Waktu produksi memakan waktu tujuh hari. Produksi dimulai dari pembuatan adonan pasir dan semen, pencetakan, dan yang paing lama adalah proses pengeringan.

Kunjungan ke rumah produksi kusen pintu di Dusun III Maniskidul bersama bapak kepala dusun.

Kemudian yang kelima, mahasiswa juga mengunjungi usaha gorengan milik Bu Ita. Bu Ita memproduksi berbagai jenis gorengan seperti rempeyek, kripik gemblong, cucur, onde-onde, risol, dan rengginang. Proses produksi semua gorengan di sini hanya dilakukan oleh Bu Ita dan satu saudaranya. Salah satu makanan yaitu rempeyek usam biasanya dikirim ke Pondok Pesantren Almultazam dengan harga 1,2 ribu per bungkus. Rasa gorengan milik Bu Ita ini memiliki rasa yang enak. Hal itu terbukti oleh banyaknya peminat yang membuat Bu Ita memproduksi gorengannya hampir setiap hari.

Yang keenam adalah Konveksi DStar yang sudah berdiri sejak tahun 1987. Konveksi ini mengimpor bahan dari Bandung, dan menerima segala bentuk jahitan serta sablon. Rumah produksi ini paling sering menerima pesanan baju olahraga siswa sekolahan. Pelanggan konveksi ini pun tidak hanya di Pulau Jawa, melainkan sampai ke luar Jawa. Salah satu pelanggan dari luar jawa adalah sekolah dari Batam. Menariknya, usaha ini tidak terkena dampak krisis moneter tahun 2000.

Kunjungan ke konveksi Dstar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline