Lihat ke Halaman Asli

Ciri Khas Kerak Telor Yang Tidak Pernah Berubah

Diperbarui: 18 Oktober 2022   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri (proses pembuatan Kerak Telor)

Jakarta - Setiap daerah mempunyai unsur budaya dan adat istiadat masing-masing, salah satu unsur budaya yang ada di setiap daerah adalah makanan tradisional. Seperti Kerak telor yang menjadi salah satu makanan khas Betawi yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda pada tahun 1970-an.

Kerak telor memiliki keunikannya tersendiri, karena kerak telor ditemukan secara tak sengaja oleh masyarakat Betawi atau Batavia. Pada saat itu masyarakat mencoba membuat beragam makanan dengan memanfaatkan banyaknya buah kelapa kemudian tercipta kerak telor.

Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk membuat kerak telor adalah beras ketan putih, telur ayam atau bebek, ebi yang disangrai kering ditambah bawang merah goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica butiran, garam dan gula pasir.

Selain itu, kerak telor dibuat tidak menggunakan kompor, melainkan anglo dan arang. Cara memasak dengan anglo ini digunakan untuk menjaga rasa khas dari kerak telor yang gurih dan legit. 

Ketika telur sudah setengah matang, wajan akan dibalikkan, sehingga posisinya menghadap panasnya arang dari sebuah anglo. Posisi itu dibiarkan beberapa saat sampai telur menjadi kerak. Proses itulah mengapa disebut dengan "kerak telor".

Kerak telor cukup mudah ditemukan, seperti pada tempat wisata kota tua, festival Pekan Raya Jakarta (PRJ), dan di setiap jalan Kota Jakarta. Untuk harganya, kerak telor bebek dibanderol Rp 25.000, sedangkan kerak telor ayam dibanderol Rp 20.000. 

Walaupun kini banyak fast food yang hadir di Jakarta, kerak telor tetap mempunyai tempat dihati warga Jakarta karena rasa khasnya yang tidak pernah berubah, maka dari itu sampai saat ini kerak telor tetap eksis di era modern ini dan dapat bersaing dengan makanan modern.

Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline