Lihat ke Halaman Asli

Puisi Pertiwi

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pendengaran kami terpatahpatah
pencecapan kami terbatabata
sebab puluhan tahun kami menginap
di sebuah negeri
yang kami sebut puisi pertiwi

daratannya indah, orangorangnya elok
sungaisungainya berkelok, pucukpucuk bukitnya bergelombang
sawah dan langitnya molek

juga kemiskinannya menohok
korupsinya mencolok
konflik SARAnya melolong
sepanjang waktu

#
ah. pagi sudah datang. puisi ini harus segera
kupatahkan. sebelum ibu di kamar barsalin
menghembuskan bayibayi harapan

siapa tahu, esok, esoknya, dan esoknya lagi
telinga dan lidah kami bangkit kembali
karena kemiskinan, korupsi, dan SARA
sudah pupus diary hidupnya. tentunya,
sebelum kutinggal mati

ista, 18 oktober 2014

Sumber: www.steveelu.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline