Lihat ke Halaman Asli

5 Pelajaran Hidup dari Buku Terfavorit di Tahun 2016

Diperbarui: 16 Januari 2017   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Tahun baru, baju baru, dan resolusi baru. Itu mungkin hal yang paling sering kita dengar saat masuk awal tahun. Di saat banyak ribut isu hoax dan hingar bingar dunia politik yang merambah sosial media, ada baiknya kita rehat sejenak. Mumpung masih awal tahun nih, kita punya banyak waktu buat bikin rencana atau membuat daftar pencapaian di tahun 2017. Saya yakin pasti banyak dari kita semua yang optimis tahun ini adalah tahun yang keren buat make a career, mencoba lakukan sesuatu yang berdampak bagi banyak orang, atau sekadar melatih skill baru yang menurutmu cool abis.

Orang bijak bilang pengalaman adalah guru yang berharga. Di artikel ini, saya akan mengajak kamu untuk melihat beberapa hal keren yang bisa jadi semacam pelajaran hidup. Ini semua diekstraksi dari lima bacaan favorit saya di tahun 2016.

Nah, kira-kira apa sih tool atau pelajaran yang semoga bisa membuat kamu selangkah lebih dekat dengan goal kamu itu?

Mari kita simak bersama.

1. The Power to Compete. An Economist and an Entrepreneur on Revitalizing Japan in the Global Economy oleh Hiroshi Mikitani & Ryoichi Mikitani. "Diskusi mengesankan perihal upaya membangkitkan Jepang dalam kancah dunia".

Buku ini adalah salah satu buku non fiksi berkesan bagi saya di tahun 2016. Selain buku-buku biografi tokoh lain seperti Mochtar Riyadi, Andy Noya, dan Ben Anderson. Saya merekomendasikan buku-buku tersebut masuk dalam koleksi perpustakaan pribadi Anda.

#1. Be open minded. CEO Rakuten ini dalam bukunya mengupas berbagai metode yang diyakininya untuk membawa Jepang kepada era kejayaannya. Salah satu sikap yang bisa dicontoh dari Hiroshi Sensei adalah punya pandangan yang terbuka. Termasuk diantaranya memakai kehebatan teknologi informasi sebagai sebuah leverage.

Menariknya. Sosok pria yang terkesan kalem dan humble ini, dalam perbincangannya dengan sang ayah, mengaku menghabiskan masa kuliahnya dengan main tenis. Sang ayah malah ketawa mendengar pengakuan tersebut. Bukannya marah atau sewot karena sang anak menghabiskan waktunya dengan hal yang remeh seperti main tenis. Jadi hal positif yang bisa diambil adalah "Lakukan sesuatu dan tekuni apa yang kamu nikmati."

2. Living Sacrifice. Oleh Alberthiene Endah. "Biografi Dato Sri Tahir ini memberi pandangan yang mendalam tentang arti kerja keras dan perjuangan hidup."

 Banyak nilai dan kritikan yang keras terhadap cara pandang kebanyakan orang dalam menilai seseorang.

dokumen pribadi

#2. Punya tekad yang kuat. Selain kerja keras dan memiliki integritas yang tinggi, dari biografinya kita bisa mendapat gambaran kalau Tahir adalah seorang pemuda yang memiliki tekad yang besar untuk maju, mencapai apa yang dicita-citakan oleh dirinya, yaitu pebisnis yang mumpuni. Mungkin intelegensi, kesempatan yang dimiliki masing-masing orang berbeda, namun satu hal yang bisa menjadi pembeda yang besar adalah tekad untuk maju. Tidak mudah goyah karena situasi sulit. Punya daya lenting ketika "terkapar" dalam sulitnya hidup. Tekad yang besar untuk meraih apa yang menjadi cita-cita.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline