Petualangan sains fiksi yang menghibur.
Apa jadinya jika seorang manusia terdampar hidup-hidup di dunia antah berantah, misalnya planet Mars. Tema besar inilah yang diangkat sang penulis, Andy Weir dalam "The Martian". Kesuksesan novel ini semakin menjulang ketika garapan 20th Century Fox berhasil meraih penghargaan di penghargaan film bergengsi, Golden Globe 2016. Tidak ketinggalan sang aktor utama, Matt Damon turut membawa pulang gelar Aktor Terbaik Film Komedi. Tak kalah mengesankan film ini juga masuk nominasi "Best Original Screenplay" untuk Piala Oscar 2016.
Terima kasih buat sang sutradara dan sang istri.
Kisah survival ini dimulai dengan kenyataan pahit sekaligus melegakan. Mark Watney merasa momen 6 hari terbaik dalam hidupnya berubah seketika menjadi sebuah mimpi buruk. Simak apa yang dipikirkan Watney disini, "Six days into what should be the greatest month of my life, and it's turned into a nightmare. For the record . . . I didn't die on Sol 6. Certainly the rest of the crew thought I did, and I can't blame them. Maybe there'll be a day of national mourning for me, and my Wikipedia page will say, "Mark Watney is the only human being to have died on Mars." Karena sebuah kejadian di luar prediksi tim Ares 4, dia tertinggal oleh krunya yang berhasil segera lepas landas kembali ke orbit tanpa menyelesaikan misi tim. Lewat titik mula inilah sang penulis lewat narasi yang mengalir secara mengesankan membawa pembaca berpetualang bersama sang astronot.
***
Dibekali kemampuan teknik dan ilmu tumbuhan, Mark harus memutar otak mengambil tindakan untuk bertahan di Mars. Tentu saja dengan sebuah harapan besar. Kembali ke "rumah" dengan selamat. Disini kita akan bertemu dengan peralatan canggih dan hal teknis yang jauh dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari filter CO2 hingga EVA (Extravehicular activity) yang menjadi tugas rutin sang astronot. Tak perlu kuatir akan bertemu dengan kisah scifi berat yang jauh dari benak kita. Andy Weir cukup ringkas membahas detail kehidupan astronot yang ada di dalam novelnya.