Mengerjakan skripsi rata-rata adalah bagian dari salah satu kewajiban mahasiswa di universitas manapun di seluruh dunia sebelum dapat secara resmi dari universitas tempat mereka belajar. Meskipun di beberapa universitas, ada yang mulai tidak mewajibkan mahasiswanya mengambil skripsi sebagai syarat kelulusan.
Selama ini, terutama di Indonesia, skripsi selalu dikenal sebagai momok yang menakutkan bagi mahasiswa di universitas manapun. Entah sejak kapan, namun begitulah paradigma yang ada di benak mahasiswa ketika membicarakan mengenai skripsi. Bahkan, beberapa dari mereka enggan membicarakan skripsi ketika berada di semester awal, karena merasa stres (burnout) duluan.
Penulis sendiri yang merupakan mahasiswa tingkat akhir dan sedang mengerjakan skripsi, paham betul mengenai situasi tersebut.
Yup, di universitas tempat penulis menuntut ilmu, sempat ada wacana bahwa skripsi akan menjadi optional (pilihan) dan bukan lagi menjadi kewajiban.
Teman-teman penulis, termasuk penulis, langsung bersorak kegirangan, meskipun ujung-ujungnya wacana tersebut hanya menjadi sekedar wacana.
Namun, yang akan menjadi fokus di artikel penulis kali ini adalah mengapa skripsi bisa menyebabkan burnout bagi mahasiswa, dan bagaimana cara mengatasinya.
Menurut penulis, anggapan yang mengatakan kalau proses pembuatan skripsi membuat burnout mahasiswa, sejatinya itu benar adanya, karena jujur prosesnya sangatlah melelahkan.
Namun, bukan berarti bahwa tidak ada cara untuk mengatasi rasa burnout saat menghadapi skripsi tersebut. Nah, berikut penulis akan membagikan beberapa cara yang penulis terapkan ketika berhadapan dengan burnout saat mengerjakan skripsi.
1. Atur Waktu Istirahat
Yang paling pertama yang harus dilakukan ketika sedang mengerjakan skripsi adalah mengatur waktu istirahat. Yup, ini adalah salah satu poin krusial yang penulis lakukan ketika mengerjakan skripsi.
Jadi, penulis tidak menunggu sampai penulis benar-benar merasa burnout baru beristirahat, namun penulis akan beristirahat dahulu sebelum perasaan burnout itu muncul.
Mengapa perlu beristirahat sebelum burnout muncul? Karena ketika burnout sudah terjadi, maka seketika otak kita akan berasa seperti konslet, dan akan sulit melanjutkan proses pengerjaan skripsi, meski sudah melakukan istirahat sekalipun.