BANGKU NOMOR DUA
(Sehabis Ujian Filsafat Kontemporer)
di bangku nomor dua itu
aku berpapasan dengan beberapa soal siap uji
sembari memutar otak, pikiranku pun menari-nari
seperti seekor kuda yang kehausan di gurun: ambigu.
Jean Paul Sartre menyapaku: "neraka adalah orang lain!"
Sulit rasanya untuk menyerap
seakan seperti "caraku berada yang tertutup"
menidak tanpa diketahui bagai penyusup,
dan hadir kembali sebagai tawanan yang gugup.