ALIRAN-ALIRAN BESAR FILSAFAT BARAT MODERN
Ada setidaknya 4 aliran besar yang mewarnai Filsafat Barat modern. Empat aliran itu, yakni, rasionalisme, empirisme, kritisisme dan positivisme. Sebenarnya masih ada beberapa aliran lagi, misalnya eksistensialisme, materialisme dan idealisme Jerman dan lainnya, tetapi empat aliran filsafat inilah yang ingin saya bahas, sebab keempat aliran inilah yang bisa dikatakan cukup berpengaruh.
1. Rasionalisme:
Bagi aliran filsafat rasionalisme mereka berpendapat bahwa pengetahuan itu hanya dapat diperoleh melalui rasio atau kesadaran kita, bukan berasal dari kenyataan material di luarnya. Bagi kalangan rasionalisme ini, yang namanya pengetahuan itu sumbernya dari rasio bukan benda-benda material yang kita lihat. Jadi, kenyataan-kenyataan material itu tidak memberikan sumbangan kepada pengetahuan. Yang memberikan atau yang memberikan kendali terhadap pengetahuan manusia itu adalah rasio.
Mengapa mereka memberikan pandangan seperti itu? Para filsuf rasionalis memiliki pandangan bahwa sumber pengetahuan itu adalah pikiran kita, sebab mereka memiliki pandangan seperti ini: "Cogito ergo sum" -- "Aku berpikir maka aku ada". Ini dipopulerkan oleh bapa filsafat modern yaitu Rene Descartes. Dia beranggapan bahwa kesadaran kita itu melukiskan kenyataan di luar kesadaran itu sendiri. Jadi dengan cara kita menyadari kesadaran kita sendiri, maka kita akan menyadari kenyataan di luar diri kita. Objek-objek yang lain di luar diri kita itu terkenali atau dikenali dengan cara kita berpikir tentang diri kita. Artinya apa? Subjek atau kesadaran dipandang sebagai fondasi pengetahuan. Jadi, bagi para kalangan rasionalis, sumber pengetahuan itu adalah akal budi.
Ada pun tokoh-tokoh rasionalisme itu adalah: Rene Descartes -- sebagai bapa filsafat modern (1596-1650), Spinoza (1632-1677), Leibniz (1646-1716) dan Blaise Pascal (1623-1662). Sekurang-kurangnya 4 tokoh inilah yang merupakan 4 tokoh besar rasionalisme dalam filsafat modern.
2. Empirisme:
Berbeda dengan rasionalisme yang mengandaikan bahwa pengetahuan yang sumbernya adalah akal budi atau rasio, sebaliknya dalam empirisme mereka menggugat hal itu. Bagi empirisme, pengetahuan itu sumbernya dari pengalaman. Jika yang tadi itu "a priori" (tidak berdasarkan pengalaman), maka empirisme ini adalah "a posteriori" (berdasarkan pengalaman).
Salah satu toko empirisme, John Locke, mengatakan bahwa ide-ide bawaan yang dipercaya oleh kalangan rasionalis itu adalah anggapan yang tidak terbukti dalam kenyataan. Kalangan rasionalis itu percaya bahwa di dalam otak manusia itu ada ide-ide bawaan yang sudah sejak lahir ada di dalam pikiran manusia. Bagi John Locke ini tidak terbukti. Pengalaman-pengalamanlah yang membuat kemudian di dalam kepala kita itu ada yang namanya akal. Jadi, orang lahir itu, menurut John Locke, manusia lahir dalam keadaan kosong atau "Tabula Rasa", seperti kertas kosong. Setelah itu, manusia lahir di dunia, berinteraksi di dunia, mengalami pengalaman-pengalaman indrawi sesuatu di luar manusia, barulah di situ munculah pengetahuan-pengetahuan atau kesan-kesan.
Artinya apa? Artinya bahwa sumber pengetahuan bukanlah akal budi, tetapi sumber pengetahuan itu adalah kesan-kesan yang dialami oleh panca indra manusia. Tokoh-tokoh empirisme: Thomas Hobbes, John Locke, Berkeley dan David Hume. Rata-rata mereka ini adalah filsuf Inggris.