Lihat ke Halaman Asli

Memperkuat Kolaborasi Ayah dan Ibu dalam Membentuk Moral Anak

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13964301601093932142

[caption id="attachment_318189" align="aligncenter" width="300" caption="http://www.telegraph.co.uk"][/caption]

Moral adalah salah satu dasar membentuk seseorang untuk menjadi manusia yang berkarakter dan berakhlak dan hidup dengan sikap yang benar di tengah-tengah masyarakat yang merupakan tempat untuk mengimplementasikan nilai-nilai moral itu sendiri. Nilai moral yang baik juga ikut andil membentuk seseorang untuk berpikir, berkata-kata dan bertindak positif. Sehingga dalam bersosial mengedepankan hal-hal yang tidak merugikan orang lain dan lingkungannya. Lalu apa jadinya jika dalam diri seseorang (terutama seorang anak yang sedang tumbuh menuju dewasa) gagal ditanamkan nilai-nilai moral yang benar? Tentu dampaknya akan sangat buruk dan merugikan banyak pihak.

Saya tertarik memperhatikan anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) akhir-akhir ini. Karena saya percaya bahwa di level inilah anak-anak seharusnya sudah dididik dan ditanamkan nilai-nilai moral. Sebenarnya saya bukan pemerhati anak-anak secara khusus, namum tergugah untuk sedikit memperhatikannya ketika beberapa minggu yang lalu saya dengan tidak sengaja pulang bersama dengan anak-anak SMP yang baru pulang dari sekolah. Dan betapa kagetnya saya ketika sepanjang jalan anak-anak ini bukan berbicara tentang masalah sekolah tapi dengan suara nyaring malah mengeluarkan kata-kata makian dan kata-kata kotor. Tidak hanya anak laki-laki saja, namun beberapa anak perempuan juga melakukan hal yang sama. Dan tidak peduli bahwa mereka sedang berada di jalan umum yang ramai.

Di lingkungan saya tinggal juga hampir demikian adanya. Anak-anak yang masih duduk di bangku-bangku Sekolah Dasar (SD) sudah tak canggung-canggung mengucapkan kata-kata kotor dan kata-kata makian. Dan tidak lagi bersikap seperti anak-anak yang masih polos dan lugu. Lalu muncul pertanyaan besar dalam otak saya. Apa yang terjadi dengan anak-anak ini? Tidakkah nilai-nilai moral diajarkan oleh orang tua di rumah dan guru di sekolah?

Dalam perenungan saya yang panjang, saya akhirnya menyimpulkan beberapa penyebab mengapa anak-anak sekarang lebih agresif bertindak dalam segala hal tanpa memperhatikan nilai-nilai kesopanan (tentu ini berhubungan dengan nilai-nilai moral) seperti yang berikut ini:

berkurangnya peran orang tua yang merupakan sentral dalam mendidik anak dan menanamkan nilai-nilai moral karena disibukkan oleh berbagai hal, terutama pekerjaan,

tidak efektifnya guru dalam memerankan perannya yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan tapi juga sebagai elemen yang bertanggung jawab dalam menanamkan moral kepada anak sejak dini,

arus perkembangan teknologi dan informasi juga telah mempengaruhi anak-anak untuk bertindak di luar nilai-nilai moral yang ada,

salahnya anak dalam memilih lingkungan dan komunitas bergaul dan tentu itu kembali kepada orang tua yang kurang perhatian dalam mengawasi anak-anak ketika memilih lingkungan dan komunitas tersebut,

kurang ditanamkannya nilai-nilai agama kepada anak-anak

Dan masih banyak faktor-faktor yang lain, namun intinya ada pada beberapa poin di atas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline