Lihat ke Halaman Asli

Di Balik Teknologi Revolusioner Kultur Jaringan

Diperbarui: 26 Agustus 2018   02:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejak kemunculan  manusia pertama di muka bumi ini,tanaman sudah menjadi salah satu kebutuhan manusia.Sebagai bahan pangan,obat,serta kegunaan-kegunaan beragam dalam keseharian hidup manusia purba.Seiring perkembangan zaman,manusia awal pun menjadi lebih berakal dan semakin memenuhi bumi ini.

Demikian pula kebutuhan akan tanaman pun bertambah besar.karena itu,mulai tercetuslah ide,ide dengan cara memakai cara supaya tanaman  tersedia sesuai dengan keinginan mereka bukan hanya mengandalkan anugerah dari alam.Ide inilah yang memulai obsesi,obsesi untuk tidak hanya  memenuhi kebutuhan pangan masyarakat  namun juga menggali dalam potensi pengetahuan mereka agar dapat mengendalikan alam.

Sejak saat itu,banyak metode telah dibuat,banyak kemajuan telah dibuat , tidak hanya dalam bidang pertanian saja namun juga bidang lainnya.Akhirnya sampailah kita ke abad 21, dimana  pertanian dan pembudidayaan tanaman sudah berkembang pesat.Sekarang,manusia mulai populer penggunaan dan pengembangan teknologi bernama kultur jaringan,metode revolusioner yang akan mengubah persepsi mengenai kegunaan sel dan jaringan dalam memperbaiki,menyempurnakan,dan membudidayakan tanaman dengan lebih efisien.Kultur jaringan berasal dari dua kata, (kultur = Budidaya , jaringan = sekelompok sel yang memiliki sifat yang sama).

Secara singkat,kultur jaringan adalah metode untuk mengembang biakkan organisme baru dari jaringan sel induk dengan bantuan habitat artifisial dimana jaringan ini dapat berfungsi dan berkembang menjadi organisme berciri identik dengan induknya.jaringan yang dikembang biakan dapat bertambah banyak,berubah ukuran,berubah bentuk,berubah ukuran ,dan berinteraksi dengan sel lainnya.

Percobasn pertama,dilakukan oleh Wilhelm Roux,yang mengembang biakan jaringan ayam dari embrio di larutan garam yang hangat namun percobaan pertama yang berhasil dilakukan oleh Ross G. Harrison pada tahun 1907,dimana ia mendemonstrasikan proses pertumbuhan jaringan saraf katak di getah bening.Penemuan metode kultur jaringan,telah memungkinkan ilmuwan untuk mengetahui lebih dalam sel,mengetahui infeksi,kelainan kromosom,penyempurnaan jenis tanaman dalam hal nutrisi dan lain-lain.

Pada kesempatan ini saya akan mengulas mengenai Kultur jaringan Tumbuhan khususnya kelebihan serta kekurangan yang menjadi sorotan saya untuk membuat artikel ini.Pertama- tama,saya akan membahas metode kultur jaringan pada tanaman.Seperti yang anda tahu,kultur jaringan memakai sel yang mudah beregenerasi dan bagi tumbuhan sel-sel itu adalah sel protoplasma dan organ serba steril.

Sel - sel ini akan dikembang biakkan di media artifisal yang steril tanpa pengaruh luar.Setelah mulai bertumbuh,pada masa masa tertentu,suatu tanaman akan siap untuk tumbuh dengan lengkap.Praktek ini memiliki pada dasarnya mengikuti pernyataan dalam teori Schwann dan Scheleiden dimana disebutkan jika kondisi sesuai,tanaman yang bergenetika sama akan tumbuh menjadi tanaman yang identik.

Jika dibedakan dari jenis sel yang di gunakan , kultur jaringan dibagi menjadi:

Kultur biji

Ini biasanya dipakai untuk tumbuhan sejenis dengan anggrek.Dalam pelaksanaan metode ini,jaringan diambil dari tanaman in-vitro dan diperkenalkan dengan lingkungan buatan dimana mereka dapat berkembang biak.Jika material tumbuhan digunakan secara langsung diproses ini,maka material itu harus di sterilisasi dahulu untuk mencegah kerusakan jaringan dan memastikan regenerasi yang maksimal.

Kultur embrio

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline