Berbelanja online tidak dapat dipungkiri sudah menjadi gaya hidup generasi sekarang, dimana masyarakat khusus nya generasi muda lebih suka berbelanja online dibandingkan berbelanja secara offline.Banyak alasan mengapa generasi sekarang lebih menyukai berbelanja online seperti :
•Kemudahan Akses: Belanja online dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, asalkan terdapat koneksi internet. Ini memberikan fleksibilitas yang besar kepada konsumen. Dengan kemudahan akses ini, masayarakat tidak perlu lagi repot-repot untuk datang ke pasar atau toko offline untuk belanja.
•Pilihan yang Lebih Banyak: Platform e-commerce seringkali menawarkan pilihan produk yang lebih banyak dari pada toko fisik. Anda dapat menemukan berbagai merek, model, dan varian yang berbeda. Komsumen tidak perlu lagi harus pergi ke satu toko ke toko yang lain untuk mencari barang yang diinginkan, cukup mengetik jenis kebutuhan yang diinginkan pada menu mencarian maka akan muncul semua variasi produk yang diinginkan.
•Hemat Waktu: Komsumen atau pembeli dapat menghemat waktu mereka yang seharusnya mereka pergi ke toko atau pasar offline untuk berbelanja digantikan dengan media yang lebih efisien.
•Perbandingan Harga: Harga yang ditawarkan juga lebih murah kerena dapat langsung dibeli dari seller tidak lagi melalui reseller yang harganya jauh lebih mahal.
Banyak sekali platform e-commerce yang beredar dimasyarakat saat ini. Tiktok Shop merupakan salah satu platform e-commerce yang paling diminati oleh masayarakat Indonesia. Tiktok Shop sendiri merupakan fitur yang diluncurkan oleh aplikasi Tiktok yang dimiliki perusahaan Tiongkok pada bulan September 2021, yang semula hanya media sosial biasa kemudian merembet manjadi matketplace.
Kemunculan Tiktok Shop ini pun menuai kontroversi didalam masyarakat, khusunya pedagang toko offline. Para pedagang mengeluhkan menurunya omset penjualan mereka kerena daya beli komsumen menurun. Hal ini membuat pedagang menjerit dan meminta pemerintah untuk menutup Tiktok Shop dengan harapan omset pendapatan pedagang toko offline dapat kembali pulih.
Kontroversi yang semakin menjadi ini, kemudian menarik perhatian pemerintah Indonesia kepada pelaku usaha yang berjualan secara offline diTanah air. Setelah dilakukannya rapat terbatas pada tanggal 25 September 2023, pemerintah resmi melarang Tiktok Shop untuk beroperasi. Hal ini disambut dengan suka cita oleh para pelaku usaha offline, karena merasa suara mereka didengar oleh pemerintah. Keputusan yang diambil pemerintah ini menuai kritikan dari para pelaku usaha online dan komsumen.
Dilansir dari CCN Indonesia; pada saat wawancara dengan ibu Lina salah satu pedagang pasar Tanah Abang Blok B, beliau mengatakan dengan adanya penutupan Tiktok Shop ini berpengauh terhadap omset pendapatan tokonya. Ibu Lina mengatakan omset penjualannya naik 10-20% yang biasanya hanya memperoleh pendapatan 1jt, sekarang bisa mencapai 2jt sampai 3jt lebih dalam sehari. Namun hal ini justru bertolak belakang dengan para pedagang online, yang harus kehilangan omsetnya sebagai imbas dari ditutupnya Tiktok shop ini.
Mereka beranggapan bahwa cara berjualan itu harus mengikuti perkembangan dunia saat ini, dimana masyarakat lebih suka berbelanja online dibandingkan secara offline. Selain pedagang, ditutupnya Tiktok Shop ini juga dikeluhkan oleh para komsumen, khususnya pada komsumen yang berada diluar pulau jawa. Para komsumen merasa dirugikan kerena mereka tidak dapat lagi belanja melalui Tiktok. Bukan hanya itu saja, para karyawan dari pelaku usaha online juga harus kehilangan mata pekerjaannya imbas dari ditutupnya tiktok shop tersebut.
Adapun alasan para konsumen lebih menyukai berbelanja melulai Tiktok Shop diantaranya :