Lihat ke Halaman Asli

Alami Gejala Negatif dari Media Sosial? Coba Social Media Detox!

Diperbarui: 4 April 2023   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Perkembangan teknologi merupakan salah satu kemajuan yang sangat diandalkan oleh hampir seluruh masyarakat di dunia. Teknologi mendekatkan yang jauh dan mempermudah hampir seluruh kesulitan yang dihadapi oleh penggunanya.

Namun selain mendekatkan yang jauh, ia juga "menjauhkan yang dekat". Masyarakat bisa mendapatkan penghiburan melalui konten-konten yang disajikan oleh platform yang ada. Dengan algoritma yang sekarang, para pengguna tidak perlu lagi mencari konten, melainkan platform yang akan menyediakan konten bagi penggunanya. Hal ini akan memperkuat echo chamber yang membuat penggunanya semakin terikat dan akan bertahan lama di platform tersebut.

Keterikatan masyarakat dengan teknologi, terutama media sosial, menuai pro dan kontra. Pro dengan kemudahan yang didapatkan melalui teknologi dan kontra yang terjadi karena ketergantungan yang ada dapat membuat masyarakat tidak peduli dengan keadaan sekitarnya secara langsung. Ketergantungan ini juga dapat memicu stress bagi individu karena tidak dapat berhenti mengakses media sosial. 

Detoks sosial media adalah salah satu cara mengurangi dampak negatif media sosial dengan mengurangi penggunaannya. Menurut KBBI, detoks memiliki arti penetralan toksin atau zat racun pada tubuh. Namun, maksud detoks dalam konteks ini adalah mengurangi dampak negatif dari media sosial pada diri individu. 

Tanda Kamu Perlu Melakukan Detoks Media Sosial

Saat seseorang sudah mengalami beberapa gejala seperti, khawatir saat tidak dapat mengakses media sosial, tidak dapat berhenti scrolling, merasa cemas setelah menyerap sangat banyak informasi, dan sulit berkonsentrasi karena terdistraksi oleh media sosial, maka orang tersebut membutuhkan detoks media sosial.

Manfaat dari melakukan detoks sosial media adalah meningkatkan produktivitas, menjadi lebih dekat dengan orang-orang di sekitar, dapat lebih menghargai waktu, meningkatkan kualitas tidur, dan juga menjaga kesehatan mental. Hasil tersebut dapat dirasakan secara signifikan ataupun bertahap, tergantung dari setiap individu dan kebiasaannya.

Detoks media sosial dilakukan dengan membatasi atau mengurangi akses ke jejaring sosial. Namun tidak semudah yang dibicarakan, terutama bila individu sudah termasuk ke dalam kategori ketergantungan. Maka dari itu, berikut tips untuk melakukan detoks media sosial seperti yang dilansir dari Alodokter:

  • Menentukan durasi detoks media sosial, misalnya 1--2 bulan.

  • Menghapus aplikasi media sosial dari ponsel selama detoks berlangsung.

  • Mencari aktivitas positif lain untuk mengisi waktu tanpa adanya media sosial, seperti mencoba hobi baru, olahraga, atau meditasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline