Lihat ke Halaman Asli

Rumah Terakhir Ayah

Diperbarui: 6 Desember 2017   14:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada nanar matamu yang kelu, waktu itu,

Aku berkaca, tanpa suara

Kemana mata riang ayahku, kosong

Kemana bayanganku,

di matanya yang sendu ?

Ayahku pengampun yang mulia

Ia dicelakai, tapi tidak mengutuk

Ayah dan lelaki penabraknya

Berpapasan di satu persimpangan

Ayahku yang tangguh, jatuh tersungkur

dalam sengal nafasnya, ayah mendaras kata-kata kebajikan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline