Lihat ke Halaman Asli

Hikayat Kecil Tentang Cinta

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menjadi kamu tak cukup sedikit kata

Menjadi aku tak kurang sepenggal kalimat

Namun menjadi kita pastikanlah kekal

Janganlah usang seturut carut-marut biduk kehidupan

#

Dalam rentang panjang usia aku dan kamu,

Bersama-sama kita merawat bulir kebajikan

Ada saat pandang menjadi tinggi,

begitupun tuturan kata keras merajam rasa hati,

Namun tak perlu demikian lama nyalakan bara

Lepaskan jerat laku yang congkak, sumbatlah nada sumbang,

lantas tautkan amarah seturut perisai doa pada Tuhan Maha Cinta

dan capailah damai dalam stiap doa-doamu...

#

Sbab sturut hikayat cinta yang sederhana,

Manusia tercipta untuk meresapi cinta, sedalam-dalamnya

Lalu ketika takdir mengetuk pintu pertautan janji

Akan tiba masa ketika ikat cinta meramu manusia baru,

Lantas menjamu bagi sang manusia,

risalah keindahan, kebijakan, juga kesucian hidup...

#

Maka, adalah setiap jiwa polos anak-anak terlahir oleh rahim Ibunda,

guna sempurnakan mozaik alam yang merindu nafas-nafas murni

Adalah langkah kaki anak-anak ditopang oleh nafkah bapaknya,

atau skalian pula ibunya,

supaya kelak didapatkan tubuh dewasa yang sejahtera...cakap dalam agama...berlaku lurus...berpikir adil...bertutur bijak...

serta jauh dari dosa durhaka...

#

Sbab pada suatu ketika, anak-anak akan berganti merawat orangtua

Tuhan Maha Cinta akan selalu membuka celah ingatan anak pada masanya dahulu...

Ketika disusui, digantikan popok, dipakaikan baju dan celana...

Karna akan menjadi serupa riwayat anak, nantinya para orangtua, dalam usia renta yang tanpa daya,

Mengandalkan anak-anak mereka...

Sekedar mencecap sari-sari makanan, dan mereguk air...dipakaikan popok dewasa, digantikan baju dan celana...dibersihkan kotorannya...ditanggung segala rupa pengobatan...

...Hingga dihantarkan menuju persemayaman senja....

#

Demikian adanya,

Cinta manusia dikekalkan oleh Tuhan Maha Cinta

Bahwasanya hikayat cinta keluarga ibarat catatan yang tak akan purna terbakar habis,

kecuali...

jika dihanguskan oleh angkara murka bertampuk naluri ketamakan

#

Demikian pula terjadi, tiap-tiap dari kita akan menanti peraduan senja,

dan sampailah, hikayat cinta bermuara pada kehendak Tuhan Maha Cinta;

"Menjadi kekal abadi kasih setia orangtua beserta anak-anaknya"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline