Pesta Demokrasi? Apakah Harus Dirayakan?
Ini tepsi Boyongpante 27,11,2024
Ah, pesta demokrasi. Kata-kata manis yang selalu diumbar, seperti janji manis politisi sebelum pemilu. Seolah-olah kita semua, rakyat jelata, akan menikmati hidangan lezat berupa keadilan, kesejahteraan, dan langit yang penuh permen kapas. Nyata nya? Kita cuma dikasih kue kering basi yang rasanya lebih pahit dari pil pahit kenyataan.
Bayangkan, kita disuruh antri berjam-jam, berdesak-desakan kayak ikan teri di toples, demi mencoblos kertas kecil yang nasibnya bakal ditentukan oleh segelintir elit yang perutnya lebih buncit dari dompet kita. Mereka berkoar-koar tentang perubahan, tapi perubahan apa coba? Yang ada malah harga-harga naik selangit, sementara gaji kita masih setia merangkak di bawah garis kemiskinan. Ironis, bukan?
Oh, jangan lupakan debat kandidat yang dramatisnya kalah sama sinetron jam tujuh malam. Saling serang dengan kata-kata manis berlapis racun, janji-janji yang beraroma bullshit kental. Kita, penonton setia, cuma bisa geleng-geleng kepala sambil ngemil keripik singkong, menyaksikan pertunjukan sandiwara yang menghibur tapi juga menyesakkan dada.
Dan setelah semua proses 'demokrasi' ini selesai, apa yang kita dapat? Sebuah pemerintahan baru yang mungkin lebih baik, mungkin lebih buruk, atau mungkin sama saja. Kejutan! Seperti membuka bungkus mie instan, harapan kita selalu bercampur dengan sedikit kecemasan.