Lihat ke Halaman Asli

Pesta Demokrasi? Apakah Harus Dirayakan?

Diperbarui: 27 November 2024   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pesta Demokrasi? Apakah Harus Dirayakan?

 

Ini tepsi Boyongpante 27,11,2024

 

Ah, pesta demokrasi.  Kata-kata manis yang selalu diumbar, seperti janji manis politisi sebelum pemilu.  Seolah-olah kita semua, rakyat jelata, akan menikmati hidangan lezat berupa keadilan, kesejahteraan, dan langit yang penuh permen kapas.  Nyata nya?  Kita cuma dikasih kue kering basi yang rasanya lebih pahit dari pil pahit kenyataan.

 

Bayangkan,  kita disuruh antri berjam-jam, berdesak-desakan kayak ikan teri di toples,  demi mencoblos kertas kecil yang nasibnya bakal ditentukan oleh segelintir elit yang perutnya lebih buncit dari dompet kita.  Mereka berkoar-koar tentang perubahan,  tapi perubahan apa coba?  Yang ada malah  harga-harga naik selangit,  sementara gaji kita masih setia merangkak di bawah garis kemiskinan.  Ironis, bukan?

 

Oh, jangan lupakan debat kandidat yang dramatisnya kalah sama sinetron jam tujuh malam.  Saling serang dengan kata-kata manis berlapis racun,  janji-janji yang  beraroma  bullshit  kental.  Kita, penonton setia,  cuma bisa geleng-geleng kepala sambil ngemil keripik singkong,  menyaksikan  pertunjukan  sandiwara  yang  menghibur  tapi  juga  menyesakkan  dada.

 

Dan setelah semua proses 'demokrasi' ini selesai,  apa yang kita dapat?  Sebuah pemerintahan baru yang  mungkin  lebih baik,  mungkin  lebih buruk,  atau  mungkin  sama saja.  Kejutan!  Seperti  membuka  bungkus  mie  instan,  harapan  kita  selalu  bercampur  dengan  sedikit  kecemasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline