Saudaraku dalam kasih Tuhan Yesus,
Hidup dengan pimpinan Roh Kudus menjadi ciri utama para pelayan Tuhan sejak berdirinya gereja di masa lalu sampai hari ini. Kuasa Roh Kudus adalah pemberian kepada para murid agar mereka menjadi saksi-saksi kebangkitan Yesus bagi dunia. Bacaan hari ini memperlihatkan karya Roh Kudus bagi lima orang hamba Tuhan yakni Barnabas, Simeon, Lukius orang Kirene, Menahem dan Saulus. Tiga di antaranya disebut nabi dan dua sebagai guru kebenaran.
Jumlah yang kecil tidak menghalangi karya Roh Kudus. Mereka hanya memiliki kasih kepada Tuhan dan semangat untuk memberitakan nama Yesus kepada sebanyak mungkin orang. Untuk para pemula tentu memberitakan nama Yesus mendatangkan masalah besar . Kebencian dan penganiayaan terus terjadi sebab bagi mereka yang tidak percaya mustahil Allah menjadi manusia dalam diri Tuhan Yesus. Namun bagi mereka yang dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus, memberitakan nama Yesus adalah sebuah keharusan yang tidak boleh ditinggalkan atau dianggap boleh iya; boleh tidak. Memberitakan nama Tuhan Yesus tidak bisa separuh hati; harus dengan totalitas.
Bagaimana kita bisa memberitakan nama Tuhan Yesus dengan totalitas di tengah tantangan dan hambatan? Apakah harus terpenuhi dulu personil pelayanan yang mumpuni? Ataukah harus dulu tersedia anggaran dan fasilitas pendukung lainnya? Ternyata tidak sama sekali. Memang semuanya baik namun bukan yang utama. Yang terutama adalah kesehatian dalam berdoa dan mau bekerja sama dengan baik.
Kerja pelayanan adalah kerja bagi kemuliaan Tuhan apalagi di tengah keadaan yang serba terbatas. Para pelayan Tuhan menyatukan hati dan pikiran mereka dalam penyembahan kepada Allah. Ketika Allah terus menerus dipermuliakan, persekutuan itu menerima berkat Tuhan dengan cara yang unik. Mereka justru menerima pesan pengutusan dari Tuhan khususnya bagi Barnabas dan Saulus. Dalam ibadah dan laku puasa, Roh Kudus memberi pesan jelas agar mereka menopang secara lahir batin . Tuhan mau mempercayakan ladang pelayanan yang terbentang luas kepada Paulus dan Barnabas. Pesan Roh Kudus menjadikan mereka sepakat mendoakan Barnabas dan Saulus dengan sungguh-sungguh.
Di sini Kita belajar paling tidak 3 kebenaran rohani bagi hidup pribadi dan persekutuan:
Menjadi hamba-hamba Tuhan adalah tugas mulia yang dapat dipercayakan kepada siapa saja. Tugas hamba Tuhan adalah memberitakan nama Tuhan Yesus secara bertanggung jawab bagi siapa saja. Hamba-hamba Tuhan harus memiliki banyak waktu untuk menyembah Tuhan dan mendengar suaraNya. Dalam persekutuan ibadah, Tuhan mempersiapkan hamba-hambaNya yang setia dan berbeban atau memiliki kerinduan untuk menyaksikan nama Tuhan Yesus. Mereka bersekutu bukan hanya buat diri mereka, tetapi juga melibatkan saudara yang lain.
Berpuasa dan berdoa adalah disiplin rohani untuk memperoleh kekuatan Allah dalam mengerjakan kehendakNya. Berpuasa dan berdoa menjadi bentuk penyerahan diri pada kehendak Tuhan mengerjakan kehendakNya. Dengan berpuasa dan berdoa, maka diperoleh kejernihan batin dalam melayani Tuhan: benarkah saya melayani dengan tulus dan setia, ataukah tergantung maunya kita sendiri; selera kita (moody). Barnabas dan Saulus menerima sebulat hati panggilan sebagai hamba-hamba Tuhan di tempat- yang sarat dengan kebencian dan permusuhan. Keduanya diutus bukan ke tempat yang nyaman dan enak. Mereka diutus kepada semua orang yang menerima atau menolak Tuhan Yesus. Persiapan rohani yang matang menjadikan hidup kita layak bagi Tuhan dan untuk dapat dipercaya terlibat dalam rancangan Tuhan yang besar.
Ketiga. Semua hamba Tuhan ini sepakat untuk apa yang mereka dengar dari Tuhan. Tidak ada yang menolak. Tidak ada yang merasa keberatan. Mereka mendukung sepenuh hati dengan berpuasa dan memberkati tugas pelayanan mereka. Kerjasama mereka sangat baik. Mereka memperlihatkan komitmen penuh dalam melayani Tuhan tanpa perlu mengeluh dan bersunggut-sunggut. Tidak ada yang merasa lebih hebat antara yang diutus dengan yang tidak berangkat. Kesehatian dalam doa berdampak pada kerja sama untuk memberi diri dan menerima urapan Tuhan.