Saudara yang dikasihi Allah,
Manusia dapat jatuh dalam dosa bukan hanya karena tidak dapat menemukan jawaban atas masalah hidup tetapi juga ketika manusia bertindak dengan pola pikirnya sendiri tanpa mau melibatkan Tuhan. Dalam kebuntuannya, manusia bertindak melanggar batasan dan mengabaikan perintah Tuhan yang baik.
Keraguan dan kesombongan menjadikan manusia tidak melibatkan Tuhan dalam hal menangani masalah yang datang di hari ini dan masa yang akan datang.
Kisah penyembahan patung anak lembu emas memperlihatkan ketidakpercayaan bangsa Israel kepada Allah yang selama ini telah melepaskan mereka dari perbudakan di Mesir dan memberikan kesepuluh hukum sebagai pedoman utama dalam hidup (Kel 20).
Bangsa Israel memang diminta untuk sabar saat mengalami masa di mana seolah Tuhan berdiam diri. Bangsa Israel menunggu kedatangan Musa yang diminta Allah pergi ke gunung Sinai untuk waktu 40 hari 40 malam (Kel. 24:18).
Musa menjadi pemimpin yang secara khusus dipilih Allah mengajarkan apa yang harus dilakukan umat dalam persekutuan dengan Allah dan sesama.
Keberadaan Musa yang tanpa berita justru menjadikan mereka panik dan bertindak sembrono. Pikiran, perkataan dan perbuatan mereka memperlihatkan tabiat asli manusia yang mau mengendalikan Tuhan dan berbuat sesuka hati.
Penyembahan patung anak lembu emas diserap bangsa Israel dari pengaruh kepercayaan bangsa Mesir dan Kanaan yang memuja kesuburan dan kekuatan ragawi.