Lihat ke Halaman Asli

Stephen Sihombing

mengabdi bagi kemanusian dengan keteladanan Yesus

Bersama di Firdaus

Diperbarui: 16 April 2019   20:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tsudoi.me

Dalam pekan suci, penting bagi kita merenungkan perkataan Tuhan Yesus yang mati di kayu salib agar dengan demikian kita semakin teguh dalam percaya kepada Yesus dan dapat menjadi pelaku Firman Allah di tengah kehidupan yang sarat dengan tantangan. 

***

Di kayu salib, Tuhan tidak berbicara soal yang universal tetapi juga dengan orang di sekitarnya. Yesus tersalib bersama dengan penjahat kelas kakap; kelas pemberontak; kejahatan luar biasa yang tidak dapat ditoleransi sama seperti yang dipahami orang Yahudi tentang kesalahan Yesus yang menempatkan diri-Nya setara dengan Allah Mahapengampun.

***

Dalam perkataan kedua Yesus berbicara dengan orang yang memohon rahmat Tuhan bagi hidupnya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (Lukas 23:43). Bagaimana mungkin bisa orang yang tidak berbuat sesuatu kepada Allah beroleh ganjaran tinggi hidup dalam Firdaus? Apalah Tuhan Yesus sedang bersenda-gurau, atau meredakan ketegangan di atas kayu salib ketika yang lain menghujat Tuhan dengan berkata: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" (Lukas 23:39) Tuhan tidak berurusan dengan perkataan-perkataan yang merendahkan kemuliaan Allah. Janji Tuhan memperlihatkan pengampunan yang total sebagaimana doa Yesus di salib. Pengampunan Allah bukan baru berlaku saat pengadilan akhir zaman datang. Tidak demikian!

***
Pengampunan Allah berlaku segera dan terus menerus. Tidak ada matinya pengampunan Allah bagi mereka yang rendah hati mengakui keberdosaan dan memohon belas kasihan Tuhan.  Yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?  Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah. Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." (Luk 23:40-42)

***

Kadang perkataan kita penuh hujatan kepada Allah sebab Allah tidak berbuat apa-apa dengan keadaan hidup kita; dengan anak-anak kita; dengan keuangan kita; dengan sakit penyakit kita; dengan masa depan kita. Kita terus memproduksi pengajaran duni bahwa dengan bersekutu tidak menjamin orang ke sorga; rajin gereja ngak ada gunanya sebab selalu ribut dan bertengkar; berdoa tidak menjadikan orang yang kita doakan berubah malah tantangannya makin keras. Kebencian terus berkobar. Kita jadi  lelah. Kita putus asa, Kata-kata kita menyerang kemahakuasaan Allah padahal kita sendiri tidak berdaya.

***

Tuhan mendengar permohonan dan memastikan bagian kekal dari kehidupan yang sarat dengan pergumulan. Tuhan tidak berpikir panjang untuk memberi yang terbaik. Tidak tunggu lama. Berkat-Nya hari ini bagi yang percaya dan meminta dengan sungguh. Tidak ada kata: tunggu dulu ya,  besok, apalagi terlambat.  Perkataan Tuhan memperlihatkan kasih-Nya sebagai pemilik Firdaus.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline