Lihat ke Halaman Asli

Things to Know About Black Death

Diperbarui: 10 April 2020   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Black death atau dalam bahasa indonesia nya "maut mati" adalah sebuah pandemi besar yang terjadi pertama kali di Eropa pada abad ke-14, yang membunuh dua per tiga populasi di Eropa. Diketahui bahwa penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang bernama bakteri yersinia pestis yang disebarkan melalui lalat atau tikus atau bisa juga hewan lain yang terinfeksi. Wabah ini bisa berkembang dalam tiga bentuk yang berbeda. Yang pertama adalah yang paling umum, Varian Pers berasal dari pembengkakan kelenjar getah bening (Bubo) yang muncul di leher korban, ukurannya juga bermacam-macam, dimulai dari yang ukurannya sebesar telur hingga yang sebesar buah apel. Yang kedua meruakan Pneumonia yang menyerang sistem pernapasan dan disebarkan dengan menhirup udara yang dihembuskan oleh korban yang sudah terjangkit. Varian yang ketiga adalah penularan wabah Septicemia yang menyerang sistem darah, yang dimana varian ini dapat menyebar melalui gigitan serangg atau hewan yang telah terinfeksi, atau bisa juga dengan melalui kontak dengan manusia yang telah terinfeksi juga. 

tingkat kematian dari wabah ini sangat bervariasi di seluruh daerah dan berbeda tergantung sumbernya. Diperkirakan wabah ini membunuh kurang lebih 200 juta orang pada abad ke-14.  Italia bahkan kehilangn setengah dari populasinya dari 110 ribu menjadi 50 ribu pada tahun 1351. Bahkan ada yang lebi parah dan mencapai 60% di Breman. Tahun 1348 penyebaran wabah ini sangat cepat bahkan sebelum diketahui penyebab yang sudah disebutkan diatas, wabah ini sudah menghilangkan sepertiga orang Eropa.

Ciri-ciri Black Death 

Setiap varian memiliki ciri yang berbeda, meskipun ada beberapa kesamaan tetapi akibat cara persebarannya yang berbeda maka ada beberapa gejalanya juga yang ikut berubah. ciri-ciri yang memiliki kesamaan adalah ;

  • demam disertai menggigil 
  • badan terasa lemas
  • kejang 
  • nyeri otot
  • sakit kepala

berikut merupakan ciri-ciri yang membedakannya  :

  1. Varian Bubonic Plague 
    • munculnya bengkak seukuran telur ayam yang terasa hangat bahkan sakit jika dipegang. Biasanya tumbuh di leher, pangkal paha, selangkangan, atau ketiak. 
  2. Varian Pneumonia 
    • batuk dan lendir berdarah 
    • sesak napas 
  3. Varian Septicemic 
    1. perdarahan dari mulut, hidung, rektum, atau di bawah kulit yang tidak bisa menggumpal
    2. kulit menghitam akibat adanya jaringan yang mati

Nama black death didapat akibat dari ciri-ciri kulit yang menghitam ini. 

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah penyakit ini karena sampai sekarang penyakit ini cukup sulit untuk disembuhkan. 

Cara mencegah penyakit :

  1. jaga kebersihan lingkungan
    • Bersihkan area bersarang yang potensial, seperti tumpukan sikat, batu, kayu bakar, dan sampah.
  2. jauhkan hewan peliharaan dari kutu 
    • Tanyakan kepada dokter hewan mengenai kesehatan hewan peliharaan serta produk yang bisa membasmi kutu pada binatang. 
  3. memakai sarung tangan 
    • Saat menangani hewan yang berpotensi terinfeksi, pakai sarung tangan untuk mencegah sentuhan antara kulit Anda dan bakteri berbahaya.
  4. gunakan obat nyamuk 
    • Awasi anak-anak dan hewan peliharaan Anda saat menghabiskan waktu di luar rumah dengan menggunakan losion anti nyamuk.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menjadi wawasan bagi kita semua mengenai black death karena sekarang ini kita sedang melalui wabah COVID-19 akan lebih baik jika kita tahu juga mengenai pandemi-pandemi lainnya yang pernah menjangkit dunia ini. Karena kemungkinan hal ini terulang tidak sedikit karena belum lama ini pada tahun 2019 baru saja ada sepasang semua istri yang meninggal akibat penyakit ini. Padahal jangkauan dari black death ke tahun 2019 sangat lama. Itu sebabnya saya menulis artikel ini. Maaf jika ada kesalahan kata dan terima kasih karena sudah mau membaca. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline