Perjalanan menempuh pendidikan guru penggerak angkatan 8 telah terlewati hingga modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Terima kasih yang sebesar-besarnya kami haturkan pada fasilitator bapak I Wayan Mertayasa, S.Pd. M.Pd. dan pengajar praktik ibu Mutmainah, S.Pd. yang telah dengan sabar mendampingi kami melewati perjalanan modul demi modul.
Dalam tulisan kali ini, saya akan memaparkan kesimpulan pembelajaran dari modul 1.1 hingga modul 3.1 dengan mengacu pada 14 pertanyaan pemandu, diantaranya:
1. Bagaimana filosofi Ki Hadjar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Pratap Triloka apa lagi itu? Jujur saya pertama juga bingung apa artinya, namun setelah membaca beberapa referensi ternyata hal yang sering kita dengar sebagai seorang pendidik. Siapa yang tak kenal dengan Ki Hadjar Dewantara dan Pratap Triloka adalah buah pemikiran beliau yang sangat sering kita dengar yaitu Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani.
Sehubungan dengan modul 3.1 mengenai pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin dengan mendasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang ternyata sangat erat hubungannya dengan Pratap Triloka tersebut. Pratap triloka seyogyanya adalah bentuk pengabdian tinggi pada murid, bentuk keberpihakan pada murid yang tentu saja sejalan dengan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan universal yang harusnya bermuara pada keberpihakan pada murid dengan tujuan untuk mewujudkan well-being murid dalam kondisi lingkungan belajar yang kondusif.
Sedikit mengutip dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang merupakan penjabaran dari Pratap Triloka juga bahwa pendidik adalah tauladan nyata bagi murid-muridnya untuk dapat dijadikan contoh baik dalam peningkatan budi pekerti sehingga menjadikannya sebagai pedoman hidup dalam bersikap dan berperilaku dengan etis.
Lalu kaitan erat antara pratap triloka dengan pengambilan keputusan, menurut saya adalah pada karsa atau daya, yaitu usaha kerasa yang dilakukan seorang pendidik dalam menuntun dan mengarahkan muridnya agar secara mandiri dapat mengambil keputusan untuk mengatasi masalahnya sendiri dengan menyadari potensi yang dimiliki. Pendidik hanyalah sebagai among/penuntun tumbuh kembangnya murid dan mengarahkannya menuju kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai seorang manusia merdeka.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Sebagai pendidik hendaknya memiliki nilai yang mengakar kuat dalam dirinya. Nilai-nilai yang positif dimana nantinya mampu menmpengaruhi bagaimana ia bersikap dan berperilaku sebagai bentuk usaha nyata dalam memberikan pelayanan terbaik untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Nilai-nilai positif ini akan membimbing laku dalam mengambil keputusan yang bijaksana, tepat sasaran dan berdaya guna sesuai dengan kondisi yang tengah dihadapinya. Nilai-nilai positif yang lebih sering dikenal dengan nilai seorang guru penggerak yaitu berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif fan reflektif.
Nilai-nilai ini pula yang menjadikan pegangan teguh dalam pengambilan keputusan, apalagi ketika dihadapkan pada kondisi benar lawan benar yang secara logika dirasakan benar keduanya dan tidak ada pelanggaran aturan yang berlaku. Ketika dihadapkan pada kondisi yang menuntut kita untuk memilih diantara 2 hal yang benar namun akan memberikan dampak yang berbeda antar keduanya, sehingga dengan nilai-nilai positif ini akan memberikan kemampuan berpikir seksama untuk mengambil keputusan yang sesuai sebagai pilihan terbaik.