Lihat ke Halaman Asli

Nenek

Diperbarui: 29 Juni 2022   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nenek

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali. Kepalaku terasa pusing dan berputar. Perlu sepersekian detik untuk menetralisir pandanganku yang juga sempat buram. Hal terakhir yang kuingat adalah aku terserang demam tinggi selama berhari-hari dan sepertinya tubuhku meminta istirahat sebentar

"Cucuku sayang, akhirnya kamu bangun juga" aku mendengar suara yang sangat familiar di telingaku, suara yang lembut dan penuh kasih sayang

"Nenek?" Sahutku dengan linglung

Nenek kemudian memberiku minum dan membantuku untuk duduk di kasur

"Nek, sudah berapa lama aku tertidur?"

"Satu minggu" Kata nenek sambil menatapku erat

"Hah?!" Aku membelalakkan mataku "Tidak mungkin"

"Ketika pingsan memang semuanya terasa lebih cepat, bukan? Lagipula, dokter bilang bahwa Nenek bisa membawamu pulang karena kau akan segera sadar" Nenek menyibakkan rambutku ke belakang

"Mungkin saja, Nek. Entahlah, aku tidak pernah pingsan sebelumnya"

"Kalau begitu jangan pingsan lagi," Nenek menepuk pelan kepalaku "Sekarang, apa kau lapar?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline