Lihat ke Halaman Asli

Beracun

Diperbarui: 19 Juni 2022   02:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku telah terjerat
Pada suatu ikatan
Hingga akal sehatku menghilang
Dan tak mampu lagi mencegat

Ketika aku memandang
Aku ternyata berada di ambang
Ambang kewarasanku yang terkoyak
Bersama dengan penjeratku yang menyalak

Aku barus berhati-hati
Karena penjeratku berbisa
Aku dapat diracunnya tanpa henti
Memang ia tak punya hati

Pikiranku berjalan di air keruh
Seolah tanpa ruh kehidupan
Aku hanya tinggal mengikuti
Arus deras yang membawaku sampai mati

Rasanya tiada lagi jalan keluar
Aku terus berputar pada jalur yang sama
Karena ia ingin terus bersama-sama
Ragaku seolah tercakar

Tapi apabila,
Sang penjerat pergi
Rasanya aku juga tak bisa lagi
Untuk hidup dalam nyawa

Aku juga tak hanya berdiam diri
Apabila ia berteriak nyaring
Akanku tatap dengan mata nyalang
Dunianya kubuat hancur di tanganku sendiri

Tanpa kusadari
Akupun makhluk berbisa
Jeratan-jeratan juga perlahan terbangun
Tak akan kau lolos sedetikpun

Ternyata
Aku dan sang penjerat saling meracuni
Atas nama cinta yang mumpuni
Kujerat kau selamanya

Satu hal yang sudah pasti
Tanpa diragukan sedikitpun
Bahwa hubungan ini,

Beracun

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline